PSSI Datangkan Mesin Khusus Tingkatkan Kualitas Rumput Stadion Piala Dunia U-20
JAKARTA, iNews.id- PSSI mendatangkan mesin jahit rumput asal Inggris, Sisgrass untuk meningkatkan kualitas rumput stadion Piala Dunia U-20 2023. Mesin itu kini sudah ada di Bali.
Piala Dunia U-20 2023 akan berlangsung beberapa bulan lagi. Turnamen sepak bola kelompok usia 20 tahun itu akan berlangsung di enam kota Indonesia, yakni Bandung, Bali, Surabaya, Jakarta, Solo, dan Palembang pada 20 Mei – 11 Juni 2023.
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan melakukan inspeksi ke enam stadion yang akan menjadi venue Piala Dunia U-20 2023. FIFA akan melakukan penilaian terhadap kelayakan enam stadion tersebut.
PSSI pun mendatangkan mesin jahit rumput merek dari Inggris. Mesin jahit rumput ini akan menjahit rumput sintetis dengan rumput asli, serta memodifikasi kerapatan rumput tersebut.
“Mesin pitch stitching (jahit rumput) yang direkomedasikan FIFA untuk meningkatkan kualitas lapangan standar Piala Dunia sudah hadir di Indonesia. Saat ini posisi mesin berada di Bali, untuk meningkatkan kualitas lapangan di stadion I Wayan Dipta, dan selanjutnya akan bergilir ke lapangan lainnya,” kata Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dikutip dari rilis resmi LOC Piala Dunia U-20 2023, Sabtu (18/3/2023).
Mesin jahit rumput itu akan menetap di Stadion I Wayan Dipta selama satu minggu. Kemudian, Sisgrass akan mendatangi venue lainnya. Proses peningkatan kualitas rumput akan berlangsung mulai hari ini, Sabtu (18/3/2023), hingga awal Mei 2023.
"Dengan setiap stadion butuh waktu pengerjaan selama seminggu dan transit antar kota, kami memastikan pekerjaan jahit rumput enam lapangan untuk Piala Dunia U-20 akan selesai tepat waktu. Ini kebanggaan juga karena berkat Piala Dunia U-20, kita punya enam lapangan sekaligus berstandar FIFA dan dunia,” jelas Erick.
Tentunya, diharapkan mesin jahit rumput ini bisa menjadi jawaban dari kurangnya kualitas rumput lapangan enam venue Piala Dunia U-20 2023. Dengan demikian, FIFA diharapkan tidak akan mengurangi venue Piala Dunia U-20 2023.
Editor: Ibnu Hariyanto