Rapor Bulu Tangkis Olimpiade 2020: Sang Raja Tak Berdaya hingga Indonesia Ukir Sejarah
TOKYO, iNews.id- Cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020 telah selesai dipertandingkan. Kontingen Indonesia berhasil meraih emas dari sektor ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Greysia/Apriyani mencetak sejarah bagi bulu tangkis Indonesia sebagai ganda putri Indonesia pertama Indonesia yang meriah medali emas Olimpiade. Pasangan Indonesia mengalahkan wakil China Chen Qingchen/Jia Yifan dua set langsung.
Namun tak hanya itu, banyak kejadian mengejutkan terjadi selama Olimpiade Tokyo. Paling mengejutkan ialah tunggal putra nomor 1 dunia Kento Momota tersingkir di babak awal.
Berikut momen-momen mengejutkan selama bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 yang dirangkum Litbang MNC Portal Indonesia:
1. Viktor Axelsen, Bukti Eksistensi Tunggal Putra Eropa
Pemain Denmark berusia 27 tahun, Victor Axelsen menorehkan sejarah baru dalam cabor bulutangkis Olimpiade 2020. Ia berhasil menggulung peraih emas Olimpiade 2016 asal Tiongkok, Chen Long dalam pertandingan 2 gim langsung 21-15 dan 21-12. Axelsen bukan pemain Denmark pertama yang berhasil meraih medali emas di panggung Olimpiade.

Sebelumnya, ada bintang Denmark lain, Poul-Erik Høyer Larsen yang bersinar di Olimpiade Atlanta 1996. Hanya Larsen dan Axelsen yang menjadi wakil Eropa pemenang ajang akbar 4 tahunan itu. Dengan kemenangan ini, Axelsen seakan memberikan tanda bahwa pemain tunggal putra Eropa kembali mengalami kebangkitan di kancah bulutangkis internasional.
2. Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir Lebih Awal
Atlet bulutangkis Jepang, Kento Momota secara mengejutkan tersingkir lebih awal dalam Olimpiade di negaranya sendiri. Seperti dilansir dari laman resmi BWF, Momota duduk di peringkat 1 dunia dan menjadi unggulan teratas dalam kompetisi ini. Sayangnya, Momota harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk merebut medali emas setelah langkahnya terhenti di tangan pemain Korea Selatan berperingkat 38 dunia, Heo Kwang Hee dalam babak penyisihan grup.

Kekalahan Momota sudah pasti mengejutkan banyak pihak karena ia menjadi andalan negaranya untuk mampu mendulang emas di cabor bulutangkis. Lanjutnya, Jepang gagal merebut satu medali pun pada nomor tunggal putra.
3. Ganda Putri Indonesia Torehkan Sejarah Baru
Kesuksesan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dalam merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 menjadi sejarah baru bagi dunia bulutangkis tanah air. Sejak bulutangkis pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992, pasangan ganda putri tanah air tidak pernah sekalipun mendapat medali emas. Bahkan, sampai tahap semifinal pun tidak. Namun, di tahun ini Greysia dan Apriyani berhasil memboyong medali emas ke Indonesia.

Mantan atlet bulutangkis Inggris yang juga seorang komentator olahraga, Gillian Clark menyebut bahwa unggulan ke-7, Greysia dan Apriyani mencetak sejarah dengan menyingkirkan dominasi pasangan unggulan atas. Sebab, dalam perhelatan Olimpiade sebelum-sebelumnya, mereka yang keluar sebagai juara adalah para pasangan ganda putri yang menempati peringkat 1 dan 2 dunia dan menjadi unggulan papan atas. Hal itu disampaikan Clark saat mengomentari jalannya pertandingan partai puncak pada Senin, 2 Agustus 2021.
Sebelum menapaki babak final, Greysia dan Apriyani sempat membuat kejutan lain dengan menumbangkan unggulan pertama tuan rumah, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan pertarungan alot 3 gim. Kemudian, di babak akhir mereka bertemu pasangan unggulan ke-2 asal Tiongkok, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dan menang lewat pertandingan 2 gim langsung.
4. Atlet Guatemala Tarik Perhatian Masyarakat Dunia
Kevin Cordon, atlet bulutangkis asal Guatemala juga berhasil mencuri perhatian pecinta bulutangkis dunia. Cordon yang sejatinya tidak diunggulkan berhasil masuk ke babak semifinal dan bertarung melawan Victor Axelsen. Meskipun harus menelan kekalahan, namun Cordon membuktikan bahwa dia juga patut diperhitungkan.

Dalam unggahan foto di Instagram pribadinya pada 2 Agustus 2021, Cordon menyatakan ungkapan terimakasihnya kepada masyarakat Guatemala karena telah mendukungnya tanpa henti. Sementara itu, kolom komentar di Instagramnya juga dibanjiri dukungan dan ucapan selamat dari masyarakat Indonesia. Banyak pihak menilai jika penampilan Cordon sangat baik dan tidak mengecewakan.
5. Penantian Panjang Sektor Tunggal Putra Indonesia Berakhir
Tidak hanya satu, Indonesia berhasil membawa 2 medali sekaligus dari cabor bulutangkis dari negeri sakura. Pada sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting mampu mempersembahkan medali perunggu setelah mengalahkan pebulutangkis Guatemala, Kevin Cordon.

Ginting dapat mengakhiri puasa medali di lini tunggal putra selama 17 tahun, setelah sebelumnya 2 tunggal putra Indonesia, yakni Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro mempersembahkan medali emas dan perunggu di Olimpiade Athena 2004. Keberhasilan Ginting ini sangat diapresiasi oleh masyarakat Indonesia yang memang sudah merindukan gebrakan baru dari nomor tunggal putra. Presiden Joko Widodo juga mengucapkan selamat dan rasa bangganya terhadap prestasi Ginting.
Editor: Ibnu Hariyanto