Tunggal Putra Nomor 1 China Salahkan Wasit dan Tim Medis Jadi Penyebab Zhang Zhi Jie Meninggal
BEIJING, iNews.id- Tunggal putra nomor 1 dunia asal China Shi Yu Qi kecewa dengan sikap wasit dan tim medis saat menangani junoirnya Zhang Zhi Jie yang meninggal di Indonesia. Dia menilai kelambatan tim medis jadi penyebab meninggalnya Zhang.
Bulu tangkis dunia berduka ketiga salah satu talenta berbakat negeri Tirai Bambu, Zhang Zhi Jie meninggal dunia saat berlaga di Badminton Asia Junior Championship 2024, Minggu (31/6/2024).
Zhang yang saat itu melawan wakil Jepang Kazuma Kawamo di babak penyisihan Grup D tiba-tiba kolaps dan kejang-kejang di lapanga. Dalam video yang beredar, tim medis di pinggir lapangan tak segera menolong Zhang.
![]()
Baca JugaDokter Asal China Senggol Tim Medis Lambat Tangani Zhang Zhi Jie hingga Meninggal Dunia
View this post on Instagram
![]()
Baca JugaPernyataan Resmi BWF Soal Insiden Meninggalnya Zhang Zhi Jie, Singgung Tim Medis
![]()
Baca JugaGanda Nomor 1 China Murka Tim Medis Lelet Tangani Zhang Zhi Jie hingga Meninggal Dunia
Hingga akhirnya, Zhang dibawa ke rumah sakit. Namun naasnya nyawa Zhang Zhi Jie tak tertolong.
Dia meninggal pada Minggu malam. Kabar ini menjadi duka mendalam bagi bulu tangkis dunia, khususnya China.
Kecaman kepada lambatnya penanganan saat Zhang Zhi Jie kolaps menjadi sorotan. Salah satunya, Shi Yu Qi menyalahkan lambatnya tim medis dan wasit atas meninggalnya juniornya tersebut.
"Setelah melihat video kejadian itu. Saya sungguh kecewa dengan wasit dan cara tim medis memperlakukannya. Mungkin jika dia mendapat perawatan lebih awal maka nyawanya bisa terselamatkan," kata Shi Yu Qi dalam akun instagramnya dilihat Rabu (3/7/2024).
Sementara, Kabid Humas dan Media PBSI, Broto Happy sudah angkat bicara mengenai hal tersebut. Menurutnya Zhang sudah ditangani sesuai prosedur.
Kemudian menurut aturan BWF, tim medis bisa memasuki lapangan hanya dengan persetujuan wasit. Broto menyarankan aturan ini bisa direvisi.
“Jika terjadi keadaan darurat, tenaga medis harus masuk ke lapangan lebih cepat. Demi keselamatan atlet, mungkin aturan ini bisa dihapuskan," ucapnya.
Editor: Ibnu Hariyanto