Usia Bukan Halangan, Adyos Astan Tetap Semangat Membela Indonesia di Asian Para Games 2022
SOLO, iNews.id - Adyos Astan adalah atlet tenis meja kursi roda andalan Indonesia di Asian Para Games 2022. Adyos sudah memiliki pengalaman yang amat banyak, sehingga menjadi salah satu andalan.
Usia lanjut dan harus menggunakan kursi roda dalam aktivitasnya tidak menyurutkan semangat mengharumkan nama Indonesia. Adyos mampu berprestasi baik di nasional dan internasional.
Adyos memperlihatkan bahwa tidak ada batasan untuk bisa berprestasi, baik itu batasan usia atau kursi roda yang harus digunakannya. Saat ini Adyos sedang mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) Asian Para Games 2022 yang akan berlangsung di Hangzhou, China, pada 22-28 Oktober mendatang.
Sekilas, atlet tenis meja kursi roda Indonesia ini bisa dikatakan lebih tua ketimbang atlet lainnya. Karena Adyos memang sudah berusia 55 tahun. Tak ayal, ratusan medali dari kompetisi nasional dan tingkat ASEAN sudah diperolehnya.
Menariknya usia senja tidak menyurutkan semangat Adyos untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Adyos kecil dilahirkan dalam kondisi normal, namun di usia dua tahun dirinya terkena demam hingga harus dibawa ke dokter, dan diketahui terkena polio.
Kondisi tersebut tidak begitu dihiraukan Adyos. Apalagi sejak kecil dia sudah suka dengan beberapa cabang olahraga (cabor) meski hanya sebatas hobi dan main main.
Menariknya Adyos menekuni cabor tenis meja bukanlah memilih, namun sebuah panggilan. Sejak pertama ikut turnamen, dia merasa sepertinya bisa dan itu dilakukan terus sampai saat ini.
Saat di kampung dulu untuk menjadi atlet sangat sulit. Karena fasilitas untuk menekuni hobi sangat terbatas, sehingga kadang berpindah tempat. Namun, itu semua tidak menghalangi semangatnya.
Bukan hal mudah untuk menguasai tenis meja kursi roda. Karena dia harus mahir dalam tenis meja dan lancar menggerakkan kursi roda sesuai arah bola. Butuh adaptasi untuk bisa seperti sekarang.
Bagi Adyos, kursi roda sudah diibaratkan kaki dan seperti sudah menyatu. Dia mengaku tidak pernah merasa down karena saat berada di kampung dan tumbuh seperti anak-anak kecil pada umumnya.
Hanya saja, perasaan itu mulai terasa saat bersekolah di kota. Teman yang lain bisa melakukan aktifitas dan hanya dirinya yang mengalami keterbatasan, dan hal ini justru menjadi pemicu semangat Adyos yang mengenyam pendidikan di sekolah umum.
Pada 1993 silam menjadi titik balik. Adyos berhasil menembus final dalam Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas). Sejak itu, dia kerap menjadi wakil indonesia di berbagai kejuaraan internasional.
Prestasi dan medali sudah sangat banyak. Kedepannya Adyos akan terus fokus di cabor ini. Dia masih memasang target merebut medali di Asian Para Games 2022 dan Paralimpiade 2024.
Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan