Usul Perubahan Sistem Skor Ditolak BWF, PBSI Bilang Begini
JAKARTA, iNews.id – Usul perubahan sistem skor yang diajukan PBSI ditolak BWF. Meski demikian Federasi Badminton Indonesia itu tetap berlapang dada.
Awalnya PBSI berencana untuk mengubah sistem skor dari 3x21 menjadi 5x11. Mereka mendapat dukungan dari Badminton Asia, Korea Selatan, dan Taiwan.
Tetapi ide itu hanya mendapat 66,31% suara atau kurang 0,08% untuk mencapai ambang minimal. Total suara keseluruhan dalam voting adalah 232 suara.
Penolakan proposal itu disampakian di Rapat Umum Tahunan BWF, Sabtu (25/5/2021) malam. Ini menjadi kedua kalinya usulan perubahan sistem skor mendapat penolakan.
“Kami menghormati keputusan yang telah diambil dari Rapat Umum Tahunan BWF. Kami percaya semua ini demi kemajuan dan peningkatan kualitas olahraga tepok bulu,” kata Kepala Bidang Humas dan Media PBSI, Broto Happy, Selasa (25/5/2021).
“Kami akan terus bekerja dan berpikir untuk menciptakan ide-ide baru untuk diajukan ke BWF. Ini kami lakukan demi terus mempopulerkan bulu tangkis sebagai olahraga global,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Badminton Asia yakni Anton Subowo mengapresiasi PBSI atas pengajuan mereka terhadap perubahan sistem skor dari 3x21 menjadi 5x11. Dia yakin suatu saat gagasan tentang skor baru tersebut akan mendapatkan dukungan besar dari seluruh asosiasi bulu tangkis dunia.
“Untuk perubahan sistem skor 5x11 memang tidak mudah, tetapi Indonesia sudah menunjukkan tujuan yang baik untuk meningkatkan excitement olahraga bulutangkis,” ucap Anton.
Selain soal proposal perubahan skor, Rapat Umum Tahunan BWF juga mengesahkan Poul-Erik Hoyer (Denmark) sebagai Presiden BWF. Selain itu, Bambang Roedyanto, selaku Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI terpilih sebagai Dewan BWF periode 2021-2025.
Sebelum Rudy, Indonesia mencatat beberapa nama yang pernah menjadi dewan BWF di antaranya Ferry Sonneville, Sudirman, Suharso Suhandinata, Rudy Hartono, Titus Kurniadi, Justian Suhandinata, dan Anton Subowo yang saat ini menjabat sebagai Presiden Badminton Asia.
Editor: Reynaldi Hermawan