Warga Afrika Bikin Turnamen Sepak Bola untuk Cegah Kepunahan Badak
MAPUTO, iNews.id – Yayasan Wild and Free punya cara unik untuk mendukung kelangsungan hidup badak. Bersama warga Benua Afrika, mereka menggelar turnamen sepak bola bernama Piala Badak yang sudah diadakan sejak 2018.
Salah satu misi dari turnamen ini adalah memberikan edukasi kepada generasi muda tentang bahaya perburuan badak. Mereka berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran warga lokal untuk selalu menjaga kelangsungan hidup satwa langka.
“Yayasan Wild and Free awalnya hanya sekadar pergi ke desa-desa kecil dan bertanya kepada masyarakat dengan pikiran terbuka. Penduduk setempat mengatakan, mereka menginginkan liga sepak bola. Mereka akhirnya membentuk liga berisikan 12 tim dari desa dalam radius 30 km,” kata Myles Pizzey, sutradara yang bertugas mendokumentasikan turnamen Piala Badak.
“Tim bermain pada hari Sabtu. Mereka berlatih dua kali seminggu, yayasan memasok kostum. Mereka memiliki sponsor, sepatu, dan bola. Untuk orang-orang yang setiap harinya berkeliaran di jalan, kompetisi ini memberi sedikit tujuan hidup. Itu menyatukan komunitas di sini juga. Karena beberapa dari mereka tidak berbicara satu sama lain,” ujarnya dikutip dari The Sun.

Turnamen Piala Badak akhirnya menarik perhatian warga desa di sekitaran area Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan. Bahkan turnamen ini diikuti oleh tim yang berasal dari desa miskin daerah Mozambik.
“Ketika mereka bermain sepak bola dan berlatih selama seminggu, para pemain tidak memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan 40 atau 50 km untuk berburu. Karena mereka lelah setelah bermain sepak bola,” ucap Pizzey.
“Akar dari masalah perburuan adalah kemiskinan. Desa di sini sangat miskin dan terletak di lokasi antah berantah. Mereka berjalan bermil-mil sehari hanya untuk mendapatkan seember air. Dan sayangnya mereka tergoda oleh uang. Tapi mereka orang baik. Saya tidak menyalahkan mereka,” tuturnya.
Sejauh ini perburuan liar memang melibatkan warga lokal Afrika yang hidup dalam kemiskinan. Mereka dibayar agar bisa mendapatkan cula badak yang memiliki harga tinggi di pasar gelap.
Editor: Bagusthira Evan Pratama