10 Jersey Piala Dunia Paling Ikonik, Nomor 1 Paling Dikenang
MOSKOW, iNews.id – Seragam atau jersey yang digunakan oleh tim peserta Piala Dunia akan sangat merefleksikan tiap negara. Namun, ada sejumlah jersey yang sangat menonjol ketimbang model lainnya.
Dari sejumlah jersey itu, hanya sedikit yang dapat mencuatkan aura tersendiri. Beberapa di antaranya justru menjadi menarik karena prestasi yang diantarkan oleh seragam itu. Berikut ulasannya dikutip dari Daily Mail.
10. Argentina 1978

Saat ini Argntina identik dengan kombinasi warna biru-putih seperti warna bendera mereka. Tetapi yang paling ikonik adalah versi 1978. Jika sebelumnya hanya polos putih-biru, varian 1978 diberi lambang timnas sehingga lebih berwarna.
Dan untuk pertama kalinya, nomor punggung pemain diurutkan sesuai urutan absen nama. Selain itu, Argentina juga menjadi juara dunia di tahun tersebut, membuat seragamnya begitu dikenang.
9. Amerika Serikat 1994

Seragam away Amerika Serikat (AS) sangat kental akan tema patriotik. Kaos bermotif denim dengan grafis bintang dipadukan dengan celana merah, membuat mereka tampak seperti bendera.
8. Inggris 1982

Inggris adalah salah satu negara dengan desain jersey yang cukup sederhana, dengan sentuhan garis-garis yang berbeda. Seperti pada tahun 1982, Inggris mengenakan seragam putih dengan garis merah-biru di bagian atas, membuat Inggris begitu mencolok.
7. Belanda 1974

Warna jingga kebanggaan Belanda sangat jarang digunakan, dan pertama kali muncul di pentas dunia pada 1974. Namun, ada yang berbeda dari seragam yang dipakai seorang Johan Cruyff.
Pada saat itu, De Oranje menggunakan seragam buatan Adidas yang identik dengan tiga garis melintang pada bagian lengan. Tetapi, saat itu Cruyff memiliki sponsor Puma, dan tidak ingin ciri khas merek rival menempel pada atletnya. Akhirnya, legendaris Belanda itu tampil dengan seragam dengan 2 garis saja, sedangkan yang lain tetap tiga garis.
6. Jerman 1994

Sama seperti Inggris, Jerman memiliki warna khas putih yang selalu digunakan. Tetapi, Adidas selaku penyedia seragam Der Panzer tahun 1994 memberikan sedikit variasi.
Jerman tetap menggunakan seragam berwarna putih, namun kali ini dihiasi warna kuning-merah-emas pada bagian bahu sampai dada. Sayang, suporter Jerman tidak menyukainya karena Jerman kalah dari Bulgaria di babak perempat final.
5. Meksiko 1998

Negara asal Amerika Tengah ini selalu membanggakan warna hijau yang digunakannya. Namun, mereka ingin tampil lebih segar di Piala Dunia 1998 dengan pemain yang kebanyakan masih muda.
Hasilnya adalah seragam dengan corak khas Meksiko terjahit di bagian depan. Hiasan tersebut membuat Meksiko mudah untuk dikenali.
4. Peru 1970

Nama Peru memang tidak terlalu menggema di Piala Dunia, tetapi warna yang mereka kibarkan membuat Peru dibicarakan. Bagaimana tidak, mereka mengenakan seragam putih dengan garis diagonal dari bahu kiri. Motif itu jarang digunakan oleh negara manapun.
3. Brasil 1970

Selama dua dekade terakhir, warna kuning dan hijau identik dengan Brasil. Kombinasi warna cerah ini sudah dipakai sejak pertama kali ikut Piala Dunia.
Tetapi, warna itu baru diakui sebagai juara pada 1970. Saat itu, tim Samba mengangkat gelar kampiun untuk ketiga kalinya, bersamaan dengan teknologi TV yang sudah mulai berwarna dan mulai dikenali oleh seantero Bumi.
2. Kroasia 1998

Selama ini Kroasia selalu identik dengan seragam bermotif kotak-kotak putih-merah. Untuk Piala Dunia 1998, mereka sedikit berimprovisasi dalam corak kotak-kotak yang lebih dinamis.
1. Jerman Barat 1990

Jerman Barat menggebrak Piala Dunia 1990 di Italia dengan warna yang sangat berbeda. Seragam putih mereka diberi corak abstrak dari bendera Jerman.
Uniknya, motif bendera Jerman itu seakan menggambarkan perjalanan Der Panzer dalam Piala Dunia. Titik tertinggi dari bendera itu ada di bagian lengan kanan, menggambarkan kesuksesan tahun 1974 menjadi juara. Kemudian, turun drastis saat tersingkir dari putaran kedua di 1978.
Grafis itu berlanjut sedikit naik dan mendatar, mewakili prestasi Jerman menjadi runner-up pada 1982 dan 1986. Pada akhirnya, Der Panzer kembali ke titik tertinggi di lengan kiri melalui gelar juara dunia pada 1990.
Editor: Abdul Haris