3 Kelemahan AS Roma Harus Dibasmi Jose Mourinho, Nomor 2 Paling Rumit
ROMA, iNews,id - Jose Mourinho ditunjuk menjadi pelatih AS Roma musim depan. Ada tiga kelemahan I Giallorossi yang harus segera dibasminya.
Roma ibarat raksasa yang tertidur. Klub Ibu Kota Italia itu terakhir kali merajai Negeri Pizza pada 2001 silam.
Musim ini mereka loyo. Edin Dzeko dan kawan-kawan tersingkir di Liga Europa dan gagal tembus zona Liga Champions.
Mourinho punya tiga pekerjaan rumah besar untuk mengubah tren buruk itu. Masalah pertahanan sampai manajemen rotasi pemain wajib diperhatikan The Special One.
Berikut tiga poin yang menuntut perhatian Mourinho di Roma dikutip dari Football Italia:
1. Pertahanan Rapuh
Barisan pertahanan Roma kebobolan 51 gol musim ini, dengan empat pertandingan tersisa di Serie A. Padahal, musim lalu Roma bisa bersaing dengan Inter Milan di empat besar dengan jumlah kebobolan yang lebih sedikit.
Mourinho yang dikenal sebagai pelatih konservatif, diprediksi akan memboyong pemain bertahan sebagai prioritas transfer di awal masa jabatannya. Kiper Manchester United, David De Gea, digadang-gadang bakal jadi target Roma.
2. Mental Melawan Tim Besar
Selama dua musim terakhir, Roma di bawah asuhan Fonseca sering keok melawan tim-tim besar. Mental ini yang perlu diperbaiki Mourinho musim depan.
Satu-satunya kemenangan Roma di era Fonseca melawan empat klub elit Serie A (Juventus, Inter Milan, AC Milan, dan Napoli) terjadi di musim 2019/2020. Saat itu Roma menang 3-1 atas Juventus yang sudah mengunci gelar scudetto.
3. Masalah Cedera
Meskipun fokus utama Mourinho adalah membentuk pola latihan yang lebih baik, namun pelatih asal Portugal tak boleh lupa mengistirahatkan pemain. Manajemen rotasi yang buruk di era Fonseca disebut-sebut sebagai salah satu penyebab Roma sering dilanda badai cedera.
Cedera otot yang memaksa Jordan Veretout dan Leonardo Spinazzola di leg pertama semifinal Liga Europa melawan Manchester United salah satu yang cukup disorot. Staf medis yang dipercaya Fonseca dianggap kurang akurat dalam memberikan pertimbangan kepada pelatih kepala sehingga para pemain kerap cedera.
Editor: Reynaldi Hermawan