5 Kejadian Memalukan Sepak Bola Indonesia yang Disorot Media Asing, Ada Pemain Tinju Wasit
JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 kejadian memalukan sepak bola Indonesia yang disorot media asing. Salah satunya ada kasus pemain Liga Indonesia yang meninju wasit.
Dunia sepak bola Indonesia memang masih jauh dari kata sempurna. Ada banyak faktornya, seperti minimnya prestasi klub dan Timnas Indonesia hingga kurang kompetitifnya kompetisi dalam negeri.
Di luar kompetisi, berbagai permasalahan juga kerap muncul. Salah satunya seringnya muncul kerusuhan-kerusuhan yang merugikan banyak pihak.
Kejadian memalukan sepak bola Indonesia itu pun jadi sorotan media asing. Berikut adalah beberapa contoh kisah memalukan sepakbola Indonesia yang sampai mencuri perhatian media asing:
1. Persibo Bojonegoro Dibantai di AFC Cup 2013 (Kemasukan 34 Gol dan Cuma Memasukkan 5 Gol)
Persibo Bojonegoro tampil di AFC Cup 2013 dengan status juara Piala Indonesia 2012. Mereka langsung masuk ke fase grup tanpa melewati babak play off karena beberapa tim dari Australia memutuskan mundur dari kompetisi kasta kedua antar klub-klub Asia itu.
Sayangnya, Persibo tak bisa berbicara banyak di Grup F karena tak mampu bersaing dengan Yangon United (Myanmar), Sun Hei (Hong Kong) dan New Radiant (Maladewa). Padahal, di atas kertas seharusnya mereka bisa memberikan perlawanan dan mengimbangi tiga klub tersebut.
Laskar Angling Dharma –julukan Persibo- langsung takluk 0-3 di kandang Yangon United di laga pembuka. Kemudian, mereka dihajar 0-7 oleh New Radiant dalam pertandingan kedua, yang merupakan kekalahan terbesar wakil Indonesia sejak mulai mentas di Piala AFC pada 2009 silam.
Parahnya, pada laga berikutnya kontra Sun Hei, Persibo datang ke Hong Kong dengan membawa 12 pemain saja yang ogah-ogahan tampil. Bahkan, tim besutan Gusnul Yakin itu sempat meminta wasit meniup peluit panjang pada menit 65 karena hanya ada tujuh pemain yang masih bisa bertarung setelah sisanya mengalami cedera.
Yang lebih memalukannya lagi, para pemain Persibo disinyalir pura-pura cedera agar pertandingan bisa dihentikan lebih awal. Alhasil, Sun Hei kabarnya kecewa dengan mereka karena tidak profesional dan sportif. Pertandingan itu pun berakhir dengan kemenangan telak bagi tuan rumah dengan skor 8-0.
Pada dua laga berikutnya, Persibo dihajar 1-7 oleh Yangon United di Stadion Manahan, Solo. Kemudian digilas 1-6 oleh New Radiant di Maladewa. Sejumlah hal memalukan yang dibuat Persibo di Piala AFC itu pun membuat media internasional di Hong Kong ramai-ramai memberitakan soal bobroknya klub Tanah Air itu.
2. Sepakbola Gajah di Piala Tiger 1998
Bisa dibilang ini merupakan salah satu kisah paling memalukan dalam sejarah sepakbola Indonesia. Momen sepakbola gajah yang dilakukan oleh Timnas Indonesia ini terjadi dalam gelaran Piala Tiger 1998 yang berlangsung di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Kala itu, Pasukan Garuda menghadapi Thailand, tetapi kedua tim sama-sama tak mau menang untuk menghindari pertemuan dengan Vietnam di semifinal. Mereka rela kalah agar bisa berjumpa dengan Singapura, yang dianggap lebih mudah untuk dikalahkan.
Kemudian, saat skor imbang 2-2 bertahan hingga menit ke-90, tiba-tiba momen memalukan itu terjadi. Adalah Mursyid Effendi yang menjadi aktor utama dari kisah yang paling mencoreng dalam sejarah sepakbola Tanah Air ini.
Mursyid tiba-tiba dengan sadar dan sengaja membobol gawang Indonesia, yang saat itu dijaga Kurnia Sandy pada saat tambahan waktu babk kedua. Alhasil, Tim Merah-Putih kalah 2-3 dari Thailand, yang kemudian disingkirkan Vietnam di semifinal.
Ironisnya, Bima Sakti dan kolega kala itu malah melakukan selebrasi atas gol bunuh diri tersebut. Alhasil, pertandingan tersebut dikenal dengan nama tragedi ‘Sepakbola Gajah’.
Insiden itu pun membuat PSSI didenda sebesar USD 40 ribu oleh FIFA karena melakukan tindakan tidak sportif. Mursyid Effendi pun diganjar hukuman seumur hidup tak boleh aktif dalam dunia persepakbolaan internasional oleh Federasi Sepakbola Dunia itu.
Setelah itu, Azwar Anas, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, akhirnya memilih mundur dari dapukannya. Sebab, dia merasa malu dengan tragedi sepakbola gajah yang dilakukan oleh Timnas Indonesia.
Tragedi itu jelas menjadi perbincangan di dunia internasional. Para media-media luar negeri ramai membicarakan ‘kebodohan’ yang dilakukan oleh Pasukan Garuda di Piala Tiger 1998.
3. Meninggalnya Diego Mendieta karena Gajinya Tak Dibayar Selama 6 Bulan oleh Persis Solo
Diego Mendieta meninggal dunia pada 4 Desember 2012 silam di RS Dr Moerwardi, Solo. Hal itu terjadi lantaran dirinya menderita sakit tifus selama berminggu-minggu.
Awalnya, pemain asal Paraguay itu dirawat di RSI Yarsis Solo selama sepekan. Kemudian, setelah empat hari pulang, dia kembali masuk ruang perawatan di PKU Muhammadiyah Solo. Lalu, usai lima hari di sana, dia dirjuk ke RS Moewardi dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di sana.
Salah satu penyebab pengobatan Mendieta terputus-putus adalah kekurangan biaya. Pasalnya, dia tak menerima gaji selama enam bulan dari Persis Solo yang nilainya dikabarkan mencapai Rp154 juta. Dia hanya dibantu oleh rekan-rekan setimnya selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Meninggalnya Mendieta pun membuat media-media internasional ramai memberitakannya, khususnya di negara asalnya, Paraguay. Salah satunya adalah Koran ABC Color, yang mengabarkan bahwa Mendieta meninggal karena tak digaji selama enam bulan oleh klubnya.
Kemudian CNN International pun menulis artikel soal kematian Mendieta berjudul Football’s Forgotten Man. Kemudian, Kantor Berita BBC juga memberitakan hal itu dengan judul Footballes Diego Mendieta’s Death Prompts Indonesia Row.
4. Tinju Pieter Rumaropen ke Wasit Muhaimin
Pieter Rumaropen yang saat itu membela Persiwa Wamena, melakukan tindakan yang sangat memalukan pada 2013. Dia memberikan bogem mentah kepada wasit Muhaimin, yang kala itu memimpin laga timnya melawan Pelita Bandung Raya (PBR).
Pieter melontarkan tinjunya karena tak puas dengan keputusan Muhaimin yang menghadiahkan penalti pada PBR pada menit 81. Tinjunya itu pun membuat hidung Muhaimin berdarah hingga dilarikan ke rumah sakit.
Pemain asal Papua itu pun diganjar kartu merah oleh wasit pengganti, Tabrani. Selain itu, dia juga mendapatkan larangan bermain seumur hidup.
Media-media Inggris, seperti Guardian dan The Sun pun memberitakan kejadian pemulukan tersebut beserta videonya. Guardian juga menuliskan artikel berjudul Indonesian Footballer Banned for Life after Punching Referee.
Huffington Post pun tak mau ketinggalan dengan menulis berita bertajuk Pieter Rumaropen Gets Life Ban for Hitting Referee. Lalu, ESPN juga memberitakan secara detail bagaimana pemulukan itu membuat Muhaimin dilarikan ke rumah sakit karena pendarahan di hidungnya tak kunjung berhenti hingga membuat laga dihentikan selama 15 menit.
Insiden kerusuhan paling berdarah di Tanah Air dan juga dunia terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu di Stadion Kanjuruhan, Malang, dalam laga yang mempertemukan tuan rumah, Arema FC dengan sang rival, Persebaya Surabaya, dalam laga lanjutan Liga 1 2022/2023. Sebanyak 135 orang tewas dalam insiden tersebut dan 600 lebih korban lainnya menderita luka-luka.
Banyaknya korban tewas yang ada membuat Tragedi Kanjuruhan masuk dalam salah satu daftar teratas insiden sepakbola paling mematikan di dunia. Yang terparah masih dipegang oleh tragedi di Estadio Nacional, Lima, Peru, yang menewaskan 328 korban jiwa pada 24 Mei 1964 silam.
Mayoritas korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan disinyalir karena para penonton yang semuanya adalah pendukung Arema FC, terinjak-injak dan juga sesak nafas. Pasalnya, para polisi yang berjaga melontarkan gas air mata ke tribun penonton ketika para Aremania turun ke lapangan usai tak puas tim kesayangan mereka dikalahkan sang rival.
Alhasil, gas air mata itu membuat para penonton panik dan berbondong-bondong menuju pintu keluar di tribun. Parahnya, akses pintu keluar tak banyak yang dibuka dan terlalu sempit sehingga banyak dari mereka yang terinjak-injak dan sesak napas hingga kehilangan nyawa.
Enam tersangka pun ditetapkan karena dianggap bertanggung jawab atas insiden mematikan itu. Mereka adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris, Security Officer Suko Sutrisno, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, Kabag Ops Polres Malang Wahyu SS, dan Kasat Samapta Polres Malang Ajun Komisaris Polisi Bambang Sidik Achmadi.
Kepolisian menjerat Akhmad Hadian Lukita, Abdul Haris, Suko Sutrisno dengan Pasal 359 dan/atau Pasal 360 KUHP dan/atau Pasal 103 ayat 1 Jo Pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Sementara AKP Hasdarman, Kompol Wahyu SS, dan AKP Bambang Sidik Achmadi disangkakan dengan Pasal 359 dan/atau Pasal 360 KUHP.
Kejadian itu pun membuat Liga 1 2022/2023 sementara ditunda. Proses penyelidikan Tragedi Kanjuruhan pun masih terus dilakukan oleh pihak-pihak terkait.
Tragedi mematikan itu jelas menjadi sasaran empuk media-media internasional. Mirror, Guardian, The Athletic, Reuters dan media-media besar lainnya langsung memberitakan insiden tersebut hanya beberapa jam setelah kejadian itu berlangsung.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya