5 Mitos Sepak Bola yang Tak Sesuai Fakta, Nomor 4 Soal India Tolak Tampil di Piala Dunia

JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 mitos sepak bola yang tak sesuai fakta. Salah satunya mengenai India yang menolak tampil di Piala Dunia.

Sepak bola dari waktu ke waktu selalu memunculkan kisah dan drama. Baik di luar maupun dalam pertandingan ada sajak kisah yang muncul dan menjadi perhatian khalayak.

Baca Juga

Kevin Diks Cs Bawa Borussia Monchengladbach Menangi Laga Derbi, Pelatih Lempar Pujian

Dari sejumlah cerita, beberapa ada yang percaya. Namun, ada pula yang menganggap hal itu mitos atau kisah fiktif belaka.

Ada banyak kisah mitos sepak bola yang rupanya tak sesuai fakta. Mengutip dari berbagai sumber, iNews.id menghimpun lima kisahnya, berikut ulasannya.

Baca Juga

Mitos Melintasi Kretek Pegat Grojogan Sewu, Konon Bisa Bikin Pasangan Kekasih Putus Cinta

5 Mitos Sepak Bola yang Tak Sesuai Fakta:

1. Kemenangan Inggris 10-1 atas Amerika Serikat di Piala Dunia 1950 

Pada perhelatan Piala Dunia 1950, sebuah surat kabar di Inggris mengabarkan bahwa Timnas Inggris menang dengan Amerika Serikat dengan skor 10-1. Faktanya, Timnas Inggris mengalami kekalahan atas Amerika Serikat dengan skor 0-1.

Baca Juga

Mitos atau Fakta, Kepribadian Seseorang Bisa Dilihat dari Jenis Minuman

Dikatakan bahwa surat kabar tersebut terdapat kesalahan pengetikan saat itu. Inggris juga mengalami kekalahan dari Spanyol. Hasil itu membuat Timnas Inggris gagal di Piala Dunia 1950.

2. Wayne Rooney Pecahkan Rekor Gol Bobby Charlton di Timnas Inggris

Baca Juga

Mitos Gunung Slamet Dalam Ramalan Jayabaya, jika Meletus Besar Pulau Jawa Akan Terbelah

Wayne Rooney berhasil memecahkan rekor gol Bobby Charlton di Timnas Inggris. Rekor ini dipecahkan saat Timnas Inggris bertemu dengan Swiss di Kualifikasi Euro 2016. Wayne Rooney mencetak golnya ke 50 di Timnas Inggris. 

Wayne Rooney itu dikatakan hanya mencetak gol melawan tim-tim lemah seperti Kazakhstan, Belarusia dan San Marino. Padahal Wayne Rooney juga mencetak gol melawan Brasil dan Argentina. dan tujuh dari 49 golnya datang di turnamen besar. Dari 53 gol internasionalnya, 16 di antaranya datang dalam laga persahabatan. Sedangkan Bobby Charlton, 22 dari 49 golnya berasal dari pertandingan yang tidak kompetitif. 

Baca Juga

Mitos Suku di Indonesia yang Dilarang untuk Menikah, Ada Bertolak Belakang

3. Lionel Messi Diberi Steroid oleh Barcelona

Lionel Messi dikatakan diberi zat terlarang oleh Barcelona untuk meningkatkan skill Lionel Messi kecil. Nyatanya Messi kecil saat itu memiliki kelainan bertubuh pendek idiopatik. Sehingga Barcelona membayar perawatan medis Lionel Messi. 

Alih-alih steroid, Messi diberikan hormon pertumbuhan (HGH). Pemberian hormon ini sebenarnya dilarang di semua Olahraga. Tetapi dalam hal ini, dengan kondisi fisik Lionel Messi membutuhkan hormon tersebut. 

4. India Menolak Masuk Piala Dunia 1950 Karena Tidak Bisa Main Tanpa Alas Kaki

Mitos yang berkembang saat itu adalah Timnas India mundur dari ajang Piala Dunia 1950. Karena FIFA menerapkan larangan bermain tanpa alas kaki. Alasan Timnas India ternyata lebih rumit dari sekedar larangan bermain tanpa alas kaki. 

Melainkan Federasi Sepakbola India saat itu tidak menganggap serius ajang Piala Dunia saat itu. Mereka bersiap untuk persiapan Asian Games dan Olimpiade

5. Tekel Roy Keane Akhiri Karier Alf-Inge Haaland

Roy Keane mengalami insiden yang menyebabkan citra nya buruk pada April 2001 silam. Keane diberikan kartu merah karena tekel keras yang dilakukan kepada Alf-Inge Haaland. Tekel keras yang diberikan Keane kepada Haaland membuat dirinya cedera. 

Mitos mengatakan bahwa pasca insiden tersebut, Haaland menyatakan pensiun karena cedera yang dialaminya. Faktanya, Haaland menyatakan pensiun 2 tahun setelah kejadian tersebut terjadi. Cedera itu merupakan cedera kronis pada lutut kiri Haaland. Keane tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas kejadian tersebut.

Demikian adalah beberapa mitos sepak bola yang tak sesuai fakta yang terjadi dilapangan. Mungkin masih banyak mitos-mitos di dunia sepak bola yang masih diperdebatkan kebenarannya.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya