Air Mata Pemain Stoke Tumpah karena Berpisah dengan Premier League
STOKE, iNews.id – Semua orang tahu waktu ini akan tiba. Namun ketika wasit Martin Atkinson meniupkan peluit panjang pertanda pertandingan selesai, dan memastikan Stoke City degradasi setelah 10 tahun mencumbui indahnya Premier League, rasa syok itu masih dirasakan para suporter mereka.
Ya, kekalahan 1-2 dari Crystal Palace pada pekan ke-37 Premier League, Sabtu (5/5/2018) malam, membuat klub berjuluk The Potters itu harus turun kasta ke Divisi Championship. Yang menyakitkan, kekalahan itu terjadi di rumah sendiri, Bet365 Stadium.
Beberapa pemain termasuk Erik Pieters dan Biram Mame Diouf tersungkur ke tanah, begitu pun kiper Inggris Jack Butland yang berjuang menahan tumpahan air mata mereka.
Kisah Stoke sebagai klub kecil yang tangguh karena dikelola dengan baik pun harus usai. Klub yang konon sebagai salah satu yang tertua di Inggris karena didirikan pada 155 tahun lalu itu pun terpaksa mengucapkan selamat tinggal Premier League.
Sulit membantah ketidakberuntungan The Potters yang harus turun divisi musim ini. Sebab, kekalahan dari Palace itu menjadi laga ke-13 beruntun mereka tanpa kemenangan.
Padahal, tendangan bebas Xherdan Shaqiri yang berujung gol pada menit ke-43 sempat membuat optimisme Stoke membuncah. Sayang, mereka tak bisa menjaga momentum sehingga harus kecolongan dua gol tim tamu melalui James McArthur (68), dan Patrick van Aanholt (86).
Tercatat, Stoke kehilangan 12 poin dari posisi unggul sejak Paul Lambert menggantikan Mark Hughes sebagai pelatih pada Januari lalu.
Vonis degradasi ini membuat The Potters terancam melihat eksodus bintang-bintang mereka. Talenta-talenta terbaik seperti Shaqiri, Joe Allen, Butland, Badou Ndiaye, dikabarkan memilih pergi, dan klub pun berjanji merelakan mereka ke klub lain jika harganya cocok. Tercatat hanya kapten tim Ryan Shawcross yang mengucapkan janji setia tetap di Bet365 Stadium musim depan.
“Hari yang sulit. Emosi dari pertandingan tadi masih terasa, sehingga sulit untuk menjawab berbagai hal,” ujar Lambert, dikutip Daily Mail.
“Para pemain telah memberikan segalanya sejak saya masuk, tetapi ini saatnya bagi klub untuk membangun kembali. Kami perlu membangun kembali sebuah tim dengan kuat. Kami bukan hanya miskin pencetak gol, tetapi juga kreativitas,” tutur nakhoda yang Januari lalu teken kontrak dua setengah tahun.
Editor: Abdul Haris