Akademi Osasuna Didatangi 18 Direktur Klub Indonesia, Firman Utina Pulang Bawa Ilmu Emas
PAMPLONA, iNews.id – Akademi Osasuna Tajonar kembali menegaskan perannya dalam pengembangan sepak bola Indonesia lewat program edukasi intensif bagi 18 direktur akademi klub Tanah Air.
Setelah sebelumnya menerima empat pemain dari kompetisi EPA Super League, akademi milik Osasuna itu kini membuka pintu transfer ilmu pada level manajerial dan pembinaan usia dini.
Program ini memberi kesempatan para pengambil kebijakan akademi Indonesia mempelajari sistem pengembangan talenta yang terbukti sukses di Spanyol.
Salah satu peserta program tersebut adalah Direktur Akademi Dewa United, Firman Utina. Legenda sepak bola Indonesia itu menyambut agenda ini dengan antusias tinggi karena manfaatnya dinilai sangat relevan untuk kemajuan pembinaan pemain muda di dalam negeri.
“Sangat senang mendapatkan kesempatan ini, karena sangat banyak ilmu yang bisa didapatkan dan kami kembangkan di Indonesia,” ujar Firman Utina, dikutip dari LaLiga.
Firman menilai Tajonar bukan sekadar unggul dari sisi teknis permainan. Dia justru menaruh perhatian besar pada pendekatan pembentukan karakter pemain, baik saat berada di lapangan maupun di kehidupan sehari-hari.
Menurut dia, pendidikan nonteknis perlu ditanamkan sejak usia dini agar pemain tumbuh menjadi sosok profesional yang matang secara mental dan sikap. Pendekatan tersebut dinilai krusial dalam membangun fondasi sepak bola modern.
“Selain aspek teknis, pembinaan di Osasuna juga menekankan pembentukan karakter dan perilaku. Hal ini sangat penting menciptakan pemain profesional yang sukses baik di dalam dan luar lapangan,” sambungnya.
Firman juga menyoroti rekam jejak Tajonar dalam melahirkan pemain yang mampu menembus skuad utama Osasuna. Konsistensi tersebut dianggap sebagai bukti efektivitas sistem pembinaan yang diterapkan akademi asal Navarra tersebut.
“Akademi ini memiliki reputasi yang kuat dalam mencetak pemain yang berhasil menembus skuat utama Osasuna. Mereka menunjukan efektivitas program pembinaan dalam mempersiapkan talenta muda untuk level tertinggi sepak bola Spanyol,” tutup mantan kapten Timnas Indonesia itu.
Firman Utina menjadi satu dari 18 direktur akademi EPA Super League yang mengikuti program pembelajaran di Tajonar. Kehadirannya dinilai strategis mengingat pengalamannya panjang sebagai mantan gelandang top Indonesia.
Peran Firman kini tidak hanya berhenti sebagai legenda lapangan hijau. Dia membawa tanggung jawab besar menyalurkan ilmu dari Eropa ke sistem pembinaan nasional agar kualitas pemain muda Indonesia meningkat secara berkelanjutan.
Editor: Abdul Haris