Alasan Persija Jakarta Tak Ikut Piala Presiden 2025, PSSI Jelaskan Kriteria Pemilihan Tim
JAKARTA, iNews.id – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akhirnya buka suara terkait absennya Persija Jakarta dalam daftar peserta turnamen pramusim Piala Presiden 2025. Dalam konferensi pers yang digelar di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (13/6/2025), Erick menjelaskan penentuan peserta sudah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan secara profesional.
Untuk edisi 2025, Piala Presiden hanya akan diikuti oleh enam tim, termasuk satu tim khusus bentukan baru, yakni Liga Indonesian All Stars. Kelima tim lainnya adalah Arema FC, Persib Bandung, Dewa United, Port FC (Thailand), dan Oxford United (Inggris).
Menurut Erick, semua tim tersebut dipilih berdasarkan prestasi dan kontribusinya terhadap pengembangan sepak bola Indonesia. Misalnya, Arema FC adalah juara bertahan turnamen, sedangkan Persib Bandung dan Dewa United menempati peringkat satu dan dua di Liga 1 musim 2024/2025.
Selain itu, Port FC dan Oxford United diundang karena mereka memiliki hubungan erat dengan pemain Indonesia yang kini merumput di klub tersebut. Bahkan, kehadiran kedua klub ini dinilai mampu memberi nilai tambah dalam pengembangan talenta lokal di level internasional.
"Klub yang dipilih berdasarkan kriteria. Dan saya tahun depan juga mengharapkan Persija bisa juara Piala Presiden biar bisa diundang. Juga Persija bisa juara liga pasti diundang," ujar Erick. Ia menegaskan bahwa tidak ada perlakuan istimewa terhadap klub mana pun, termasuk klub besar seperti Persija.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa tidak semua klub dapat diakomodasi karena keterbatasan jumlah peserta turnamen. Pemilihan pun tidak berdasarkan popularitas atau jumlah basis suporter, melainkan murni berdasarkan pencapaian dan kontribusi terhadap kemajuan sepak bola nasional.
"Memang kategorinya adalah, kenapa Persib dan Dewa? Ya karena dia juara satu, juara dua (di Liga 1 musim lalu), kalau Persija kemarin bisa rangking dua pasti diundang," tambah pria yang juga pernah menjadi Presiden Inter Milan itu.
Erick juga menampik tudingan bahwa ada “klub titipan” dalam daftar peserta Piala Presiden 2025. Menurutnya, PSSI dan operator liga bersikap profesional, dan semua keputusan diambil berdasarkan pertimbangan yang objektif dan transparan.
"Kita gak ada pilih-pilih apa dan kenapa, ini adalah penilaian. Seperti Arema yang ikut karena mereka juara Piala Presiden sebelumnya, jadi itu alasannya," jelasnya lebih lanjut.
Erick menegaskan bahwa pihaknya akan terus membuka peluang bagi semua klub untuk ikut dalam ajang bergengsi ini, termasuk Persija Jakarta. Namun, ia mengingatkan bahwa hal tersebut hanya bisa terjadi jika klub memenuhi kriteria yang sudah ditentukan, terutama dalam hal prestasi di lapangan.
"Kita gak pernah membedakan satu klub dengan lainnya. PSSI sangat profesional, Liga sangat profesional, dan tentu pilihan-pilihan itu tidak mudah. Ada penilaian sendiri, bukan penilaian karena suporternya banyak," pungkas Erick.
Dengan transparansi ini, publik diharapkan bisa memahami bahwa Piala Presiden 2025 bukan sekadar turnamen pramusim, tetapi juga ajang strategis dalam pembangunan sistem sepak bola nasional dan penguatan proyek jangka panjang Timnas Indonesia melalui Liga Indonesian All Stars.
Editor: Abdul Haris