Allardyce, Raja Midas yang Cepat Kembalikan Everton ke Papan Tengah
LIVERPOOL, iNews.id – Dalam mitologi Yunani ada seorang raja bernama Midas yang dikenal karena kemampuannya mengubah semua yang dia sentuh menjadi emas. Kisah itu bak tertular ke “kerajaan” Everton dengan pemimpin barunya, Sam Allardyce.
Di “istana” Goodison Park, nakhoda yang terkenal dengan sapaan Big Sam itu dengan cepat mampu membuat Everton meninggalkan masa kelamnya di papan bawah dan kembali menapaki papan tengah.
Tak butuh waktu lama. Dengan sentuhan emasnya dia melakukannya hanya dalam empat pertandingan Premier League sejak dinobatkan sebagai “raja” dalam tim asal Merseyside itu.
Gylvi Sigurdson melepas tembakan yang berbuah gol kedua Everton kontra Swansea City.
Selasa (19/12/2017) dini hari WIB, Everton kembali menuai kemenangan dengan melibas tamunya, Swansea City, 3-1 pada pekan 18 Premier League. Sempat kebobolan gol Leroy Fer pada menit ke-35, pasukan Allardyce bangkit dengan membalas tiga gol melalui Dominic Calvert-Lewin (45+2), Gylvi Sigurdson (64), dan penalti Wayne Rooney (73).
Itu kemenangan ketiga Everton di tangan Allardyce. Sebelumnya Rooney dkk menggilas Hudersfield Town (2-0), Newcastle United (1-0), dan sekali imbang dengan Liverpool (1-1).
Hasil itu mengangkat Everton ke peringkat 9 klasemen sementara dengan poin 25, unggul 10 angka dari Newcastle yang ada di zona ddegradasi. Kekhawatiran terdegradasi pun sirna. “Targetnya sekarang? Papan atas, tapi jangan sampai terbawa,” tutur Allardyce, dikutip Reuters.
Ya, Everton berada di zona degradasi saat mereka memecat Ronaldo Koeman, 23 Oktober lalu, menyusul kekalahan 2-5 dari Arsenal di kandang sendiri. Kemudian, klub menunjuk pelatih tim U-23 David Unsworth sebagai caretaker namun hanya menghasilkan dua kemenangan dalam delapan pertandingan.
Kemenangan kedua dan terakhir Unsworth melawan West Ham United (4-0) hadir saat Allardyce sudah ada di tribune penonton menyaksikan langsung laga tersebut. Meski saat itu dia belum menemani tim di bench, Allardyce tetap menghitung itu sebagai rekor miliknya.
“Meraih 13 dari 15 poin yang ada itu luar biasa mengingat dari mana posisi awal kami. Kami telah mencetak 11 gol dalam lima pertandingan dan menjaga clean sheet. Kami adalah tim yang kembali dari tertinggal 0-1 untuk menang, dan itu menunjukkan karakter tim ini,” ucap mantan nakhoda tim nasional Inggris itu.
Wayne Rooney menutup pesta Everton dengan golnya dari titik penalti.
Dalam sejarahnya, pelatih 63 tahun itu memang dikenal sebagai penolong tim-tim yang sedang galau. Dia telah menyelamatkan Sunderland dan Crystal Palace dari degradasi saat dia mengambil alih tugas di tengah-tengah kompetisi.
Sebelumnya Big Sam juga pernah membuat Bolton Wanderers dan Blackburn Rovers menampilkan performa tim elite di masa lampau. Plus dia pernah mengembalikan West Ham ke Premier League pada 2011.
Kuncinya adalah fokus pada solidnya pertahanan dan organisasi permainan yang bagus. Kemampuan emasnya ini membuat Allardyce dijuluki Fireman Sam (Sam di pemadam kebakaran). Namun, dia tak lupa membagi pujian itu kepada dua assistennya, mantan Arsitek Leicester City Craig Shakespeare dan pelatih veteran Sammy Lee.
“Dari sudut pandang taktik, saya telah menyederhanakan permainan dan saya mengelola pemain. Saya membawa beberapa staf berpengalaman dan berbakat bersama saya, bersama dengan staf lainnya, saya ingin semua orang menjadi lebih baik. Untuk membalik semua dengan begitu cepat adalah kredit besar untuk semua orang. Bukan hanya saya,” Allardyce menegaskan.
Namun, berikutnya ujian besar buat pasukan Allardyce datang di depan mata menjamu peringkat 3 Chelsea di Goodison Park, Sabtu (23/12/2017). “Kami akan mencoba meraih poin kontra Chelsea, dan kemudian kami akan benar-benar tahu apa yang kami dapatkan,” tutur Allardyce.
“Dengan kepercayaan diri ini, jika bisa mendapatkan hasil, kami berada di jalur yang benar untuk menyelesaikan kompetisi ini setinggi mungkin. Mari lihat apakah anak-anak bisa mengeluarkannya kemampuan mereka,” Allardyce memungkasi ucapannya.
Para pemain Everton merayakan kemenangan 3-1 atas Swansea City.
Editor: Abdul Haris