Allegri Terapkan Aturan Keras di Milan: Bahasa Italia, Dress Code, hingga Makan Bersama
MILAN, iNews.id – Allenatore AC Milan Massimiliano Allegri menetapkan aturan ketat di luar lapangan untuk memperkuat disiplin tim, termasuk kewajiban berbahasa Italia dan kode pakaian resmi saat tandang. Langkah ini dianggap salah satu strategi yang menghidupkan kembali Milan, setelah Rossoneri meraih empat kemenangan beruntun tanpa kebobolan.
Allegri mendapat pujian bukan hanya dari performa tim di lapangan, tetapi juga atas transformasi budaya internal yang diterapkannya di belakang layar.
Menurut Corriere della Sera, beberapa kebijakan baru yang diperkenalkan meliputi kewajiban berbicara bahasa Italia saat berada di Milanello, kode pakaian yang resmi untuk laga tandang, serta ritual makan bersama dalam satu meja oleh pemain dan staf.
Di musim lalu, pembagian meja makan yang terpisah dinilai memunculkan sekat-sekat kecil di dalam tim. Kini Allegri ingin meniadakan benih kelompok dengan menyatukan semua dalam satu meja makan.
Aturan berpakaian saat tandang pun dibuat bak standar tinggi: seluruh tim, termasuk petugas perlengkapan dan juru masak, wajib hadir di stadion dengan setelan klub komplet — blazer dan dasi wajib. Dalam pandangan Allegri, itu adalah simbol kebersamaan tanpa pengecualian.
Selain itu, Allegri juga memberlakukan latihan dua sesi per hari, larangan menggunakan ponsel saat makan, serta kontrol berat badan harian. Keterlambatan dalam jadwal tanpa alasan pun kini tak ditoleransi.
Tujuan utama dari perubahan ini adalah menanamkan ketertiban, tanggung jawab, dan persatuan sebagai fondasi baru Milan.
Efek dari disiplin itu mulai terasa di lapangan. Sejak aturan itu diterapkan, Milan tampil solid dan mampu menjaga clean sheet selama empat laga beruntun, sebuah catatan impresif yang menunjukkan bahwa mental tim tengah dibangun ulang.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Menyatukan pemain yang memiliki latar belakang beragam dalam satu bahasa dan aturan baru bukan pekerjaan ringan. Allegri harus mengelola resistensi hingga menjaga agar kualitas teknis tak terganggu oleh kedisiplinan ekstra.
Namun jika strategi ini berhasil, Milan bisa kembali menuju era kejayaan seperti masa “Old Milan” pada era kepemimpinan Silvio Berlusconi — klub yang dikenal tidak hanya karena kualitas sepak bola, tetapi juga identitas, disiplin, dan kebersamaan yang kuat.
Editor: Abdul Haris