Apa Kabar Angelos Charisteas, Pahlawan Yunani Euro 2004 yang Bikin Ronaldo Banjir Air Mata
JAKARTA, iNews.id - Minggu, 4 Juli 2004. Hari yang semestinya cerah itu menjadi malam terkelam bagi Cristiano Ronaldo. Gelar juara Euro yang sudah berada di depan mata lenyap. Tangis pun pecah.
Sang pembawa petaka itu, Angelos Charisteas. Sebiji gol dari tandukannya memanfaatkan umpan pojok di menit ke-57 sudah cukup untuk menghancurkan Tim Nasional Portugal. Yunani meledak dalam pesta pora. Untuk pertama kali Negeri Para Dewa itu mengangkat trofi juara Piala Eropa.
Tak hanya Ronaldo muda yang berduka. Seluruh warga Portugal, termasuk puluhan ribu yang memadati Estadio da Luz, Lisbon, merana.

Wajar luka itu terasa begitu mengiris. Bukan hanya Portugal bermain di rumah sendiri, namun nyaris tak ada yang memprediksi sebelumnya Yunani bakal sangat superior. Pendek kata, Piratiko, julukan Timnas Yunani, tak pernah diperhitungkan sebagai kekuatan di jagat bola Benua Biru.
Portugal boleh percaya diri setinggi langit jelang final pada Minggu 4 Juli itu. Namun sejarah telah menuliskan ceritanya sendiri.
Hari ini 17 tahun silam, Timnas Yunani mengangkat trofi juara Euro 2024. Angelos Charisteas telah menyayat hati Ronaldo, remaja 19 tahun dengan mimpi-mimpi ambisius.
"Kami memiliki tim yang fantastis dan kami telah memainkan turnamen hebat. Kami tidak pantas kalah seperti ini," ucap Ronaldo ketika itu, dikutip dari UEFA, Minggu (4/7/2021).
Kabar Terkini Angelos Charisteas
Lahir di Strymoniko, 9 Februari 1980, Charisteas jatuh cinta pada sepakbola meski bukan dari keluarga atlet. Keluarganya bahkan semula tak setuju dia bermain bola.
Tahu ditentang, Charisteas sempat mencuri-curi waktu agar bisa berlatih bola. Ketika itu, orangtuanya hanya tahu dia pergi bermain.
Saat diizinkan untuk menekuni bola, dia mulai bergabung di klub tak jauh dari kampungnya, Strymoniko Serron, pada usia 13 tahun.
Setelah beberapa tahun bermain untuk klub nonliga itu, dia memulai karier profesional di klub Aris Thessaloniki. Musim pertamanya berjalan bagus. Dia mencetak 2 gol dalam 9 laga dan turut mengantar Aris memenangi divisi kedua Yunani pada 1997-1998.
Gelar juara itu membawa Aris tampil di kasta teratas Liga Yunani. Namanya melambung saat sukses menceak dua gol dalam pertarungan derbi melawan PAOK. Siapa pun tahu, PAOK tim terkuat dan sedang jaya-jayanya ketika itu.
Sempat dipinjamkan ke Athinaikos, petualangan Charisteas berlanjut di Bundesliga. Striker bertubuh 1,91 meter ini dipinang Werder Bremen 2002-2005. Selanjutnya ke Ajax Amsterdam, Feyenoord, dan FC Numberg.

Di klub itu dia sempat dipinjamkan ke Bayer Leverkusen. Setelahnya dia bergabung dengan Arles-Avignon, Schalke 04, Panetolikos dan klub Arab Saudi Al-Nassr (2013).
Setelah gantung sepatu, striker dengan caps 88 untuk Timnas Yunani itu kembali ke klub lamanya, Aris Thessaloniki. Tentu saja tak lagi bermain, Charisteas duduk di kursi direksi dengan menjabat Direktur Teknik.
Jabatan itu didudukinya hingga kini. Selain urusan bola, Charisteas mulai merambah bisnis. Tahun lalu, dia membuka kafe di Amsterdam, menurut laporan Greekcity.
Editor: Zen Teguh