Arema FC Sulit Cari Sponsor untuk Liga 1 2023/2024, Efek Tragedi Kanjuruhan?
MALANG, iNews.id- Arema FC kesulitan mencari sponsor untuk mengarungi Liga 1 2023/2024. Bahkan Arema FC disebut ditinggal sponsor utama musim lalu MS Glow.
General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi mengakui, ada beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya Arema FC untuk menggaet sponsor yang masuk. Salah satunya soal kurangnya animo penonton di Malang.
"(Faktor karena) prestasi juga pasti pengaruh, tapi ini sekarang lebih ke animo, animo penonton, animo kompetisi yang kemarin," kata Yusrinal Fitriandi, ditemui pada Rabu pagi (5/7/2023).
Pria yang akrab disapa Inal ini mengungkapkan idealnya sponsor sudah deal 4 - 5 bulan sebelum kompetisi dimulai. Dia menyebut musim ini agak berbeda.
Sebab, dia mengaku fokus manajemen ingin melakukan perbaikan struktural klub pasca Tragedi Kanjuruhan.
"Sebetulnya empat lima bulan sebelum kompetisi dimulai. Bahkan harusnya tahun kemarin dimulai, fokusnya memang belum ke situ. Jadi kita fokusnya membenahi tim, membenahi klub, mensheattel-kan dulu kondisi klubnya harus bagaimana," tuturnya.
Selain itu, dia mengatakan musim ini Arema FC tak akan bermain di Malang. Dia menilai situasi itu juga jadi salah satu penyebab sulitnya mencari sponsor.
"Mereka menyeponsori Arema karena ada target area, mereka melakukan drone activity di Malang, tapi begitu kita pindah sebagai musafir di Bali. Mereka juga harus berhitung ulang, bagaimana ini mengalokasikan, mendistribusikan, mensubsidisilangkan target yang di daerah Malang dengan di daerah Bali, itu ada pembicaraan khusus," ujarnya.
Sementara itu, Komisaris J99 Corps Sidik Wijanarko mengakui MS Glow telah mengakhiri kerjasama sponsor dengan Arema FC. Namun dia memastikan bila sang putranya Gilang Widya Pramana masih memegang saham 15 persen PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) yang menaungi Arema FC.
"Kita masih ada saham 15 persen, (untuk kerjasama dengan MS Glow berakhir) masih saling menjajaki kerja sama apa yang cocok nanti kita bicarakan lagi," ucap Sidik Wijanarko.
Editor: Ibnu Hariyanto