Bagus Kaffi dan Bagas Kaffa, Amunisi Kembar Timnas U-16
SIDOARJO, iNews.di - Keberhasilan tim nasional Indonesia U-16 memuncaki Grup A Piala AFF U-16 tak bisa dilepaskan dari pemain kembar Amiruddin Bagus Kaffi dan Amiruddin Bagas Kaffa. Keduanya menjadi andalan Garuda Asia untuk merobek pertahanan lawan.
Bermain sebagai penyerang Bagus Kaffi sudah menunjukkan kemampuannya mencetak gol. Tercatat 6 gol sudah dibukukannya. Kala menghadapi Vietnam di Gelora Delta Stadium, Kamis (2/8/2018), Bagus sukses mencetak dua gol.
Timnas U-16 pun menang 4-2, atas salah satu lawan beratnya tersebut. Uniknya, di dua laga sebelumnya, dia juga selalu mampu membukukan 2 gol. Sayang kembaran Bagus, Bagas Kaffa di kartu merah wasit setelah terlibat perkelahian dengan Pemain Vietnam Von Nguyen Hoang.
Hal itu membuatnya dipastikan absen saat melawan Timor Leste di tempat yang sama, Sabtu (4/8/2018). Kehilangan Bagas jelas tak mudah untuk timnas U-16.
Meski tak setajam saudaranya karena berposisi sebagai bek kanan, kontribusi Bagas bagi permainan tim besutan Fachry Husaini tidaklah sedikit. Sebagai bek sayap, dia tangguh dalam bertahan dan rajin menyerang.
Ketika menang besar atas Filipina dengan skor 8-0 pada laga pertama, Minggu (29/7/2018), Bagas menjadi kreator salah satu gol Bagus. Dia pun kerap membangun serangan dan memberikan umpan-umpan matang bagi rekan-rekannya.
Baik Bagus dan Bagas, lahir di Magelang, Jawa Tengah pada 16 Januari 2002. Bagas menjadi yang tertua di antara si kembar. Keduanya mengasah kemampuan bermain bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Gelora Putra Deltras di Sidoarjo.
Setelahnya, Bagus dan Bagas bergabung dengan SSB Eagle (Jakarta), SSB Universitas Dipnegoro (Samrang dan SSB Putra Kalimatan Tengah. Kemudian keduanya merapat ke Frenz United Malaysia dan Chelsea Soccer School Singapura.
Sekilas penampilan keduanya tidaklah berbeda, karena kembar identik. Coach Fachry pun sempat melakukan kekeliruan dalam mengenali keduanya. Pada sebuah laga seleksi, mantan pemain tim nasional Indonesia itu sempat menempatkan Bagas sebagai penyerang.
Setelah cukup lama, akhirnya Fachry menyadari kesalahannya. Namun, kala itu Bagas tak canggung bermain, karena saat masih berlatih di SSB keduanya berposisi sebagai striker.
Ternyata keduanya juga memiliki perbedaan meski tak terlalu kentara. Bagas lebih tinggi dua cm dibandingkan sang adik. Dia memiliki tinggi 170 cm, sedangkan Bagus 168 cm.
Selain itu, Bagas memiliki bekas jahitan di bawah matanya. Menilik performanya, Jika bisa terus mempertahankan dan membawa timnas U-16 menjadi juara, Bagas dan Bagus bisa menjadi fenomena baru di dunia sepak bola Indonesia.
Editor: Haryo Jati Waseso