Biodata Djenna de Jong, Pesepak Bola Putri Keturunan Indonesia yang Batal Dinaturalisasi

JAKARTA, iNews.id – Biodata Djenna de Jong menarik untuk diulas. Dia merupakan pesepak bola putri keturunan Indonesia yang batal dinaturalisasi.

Djenna lahir di Belanda pada 14 September 2005. Dia memiliki ayah berkewarganegaraan Maroko, dan ibu berasal dari Jakarta, dengan kakek dari pihak ibu yang lahir di Sorong, Papua Barat. Sementara itu, ayahnya.

Baca Juga

Pengamat Minta Publik Dukung John Herdman jika Sudah Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia

Djenna merupakan salah satu pemain diaspora yang sempat dipanggil PSSI untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia. Pada Juni 2024, dia masuk dalam daftar seleksi bersama Noa Leatomu dan Estella Loupatty. Namun, Djenna absen karena harus menjalani operasi amandel di Belanda.

Djenna dikenal sebagai gelandang serang. Dia memiliki visi permainan yang tajam dan kemampuan teknis yang mumpuni, menjadikannya salah satu talenta muda terbaik di Belanda.

Baca Juga

PSSI Jelaskan Alasan Djenna de Jong Batal Dinaturalisasi

Posisinya yang strategis di lini tengah diharapkan dapat memperkuat Timnas Putri Indonesia, yang sering kekurangan pemain di posisi tersebut .

Baca Juga

Dean Zandbergen Kirim Kode Keras ke PSSI, Kapan Dinaturalisasi?

Namun, pada Desember 2024, Djenna mengejutkan publik dengan mengumumkan pensiun dini dari sepak bola. Namun, pada awal Februari 2025, dia menghapus pernyataan tersebut dan mengumumkan kembali ke dunia sepak bola melalui akun Instagram-nya.

Dia menyatakan bahwa sepak bola adalah dan akan selalu menjadi passion-nya, serta bertekad untuk kembali lebih kuat dari sebelumnya. Dia pun menyatakan siap membela Timnas Putri Indonesia.

Baca Juga

PSSI Ingin Timnas Indonesia TC Lebih Awal jelang Vs China dan Jepang, tapi…

Namun, PSSI akhirnya batal melanjutkan proses naturalisasi Djenna. Menurut PSSI, Djenna tidak masuk dalam rekomendasi pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki. Hal tersebut menjadi alasan utama PSSI tidak memproses naturalisasi Djenna lebih lanjut.