Bukan di Jerez, Insiden Sirkuit Mandalika Jadi Kecelakaan Terburuk Marc Marquez
BORGO PANIGALE, iNews.id – Asisten pribadi Marc Marquez, Jose Luis Martinez, membuat pengakuan mengejutkan tentang momen paling kelam dalam karier sang juara dunia. Martinez menyebut bahwa kecelakaan Marc Marquez di Sirkuit Mandalika 2022 jauh lebih parah daripada insiden legendaris di Sirkuit Jerez 2020, yang selama ini dianggap sebagai titik terendah perjalanan The Baby Alien.
Pernyataan itu datang setelah Marc Marquez resmi mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025. Pembalap Ducati Lenovo tersebut tampil mendominasi musim ini dengan torehan 11 kemenangan di balapan utama dan 14 kemenangan di sprint race dari total 18 seri. Dengan empat seri tersisa, posisinya di puncak klasemen tak tergoyahkan — sekaligus mengakhiri penantian panjang sejak gelar terakhirnya pada 2019.
Namun di balik kesuksesan itu, jalan menuju kebangkitan Marquez penuh penderitaan. Martinez mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Mandalika 2022 menjadi momen paling menyedihkan sekaligus menakutkan yang pernah dia saksikan.
“Di Jerez, kita terluka dan itu sangat menyakitkan. Tapi yang terburuk yang saya lihat adalah di Indonesia, ketika dia mengalami kecelakaan yang begitu dahsyat hingga memengaruhi penglihatannya. Lengannya tidak sempurna,” ujar Martinez dilansir dari Motosan, Senin (13/10/2025).
Marquez mengalami highside keras saat sesi pemanasan di MotoGP Mandalika 2022, yang membuat tubuhnya terlempar tinggi ke udara. Dampaknya bukan hanya pada fisik, tetapi juga pada penglihatannya yang sempat terganggu. Kondisi itu membuatnya absen panjang dan menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan penggemar maupun tim.
“Saya melihatnya sedih saat itu. Itu adalah saat yang terberat, tersulit, dan paling menyedihkan. Saya ingat penerbangan itu buruk, menyiksa karena ketidakpastian,” kenang Martinez dengan nada emosional.
Kecelakaan di Mandalika menjadi titik balik mental bagi Marquez. Setelah serangkaian operasi dan pemulihan panjang, dia akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi besar terakhir di bagian lengan agar tidak semakin memburuk. Keputusan itu menjadi langkah penting menuju kebangkitan kariernya.
“Dia memutuskan untuk menjalani operasi terakhir di lengannya, berharap kondisinya membaik. Dia membuat keputusan yang paling penting, selain meninggalkan tim yang selalu dimilikinya, tempat dia memenangkan setiap gelar, untuk melakukan perubahan, tetapi dengan keraguan,” ungkap Martinez.
Keputusan meninggalkan Honda dan bergabung dengan Gresini Ducati pada akhir 2023 menjadi langkah berani yang penuh risiko. Namun, langkah tersebut ternyata membawa perubahan besar dalam perjalanan kariernya. Marquez kembali menemukan kepercayaan diri dan menikmati sensasi kompetisi yang selama ini hilang karena cedera dan tekanan performa.
“Semuanya terasa agak misterius. Saya rasa dia melihatnya pada tes pertama di Valencia, ketika dia berbalik, berhenti, dan tersenyum tipis. Di situlah, saya pikir, beberapa keraguannya sirna, beberapa kecemasan tentang seluruh pertaruhan yang telah dia buat,” tambah Martinez.
Kini, dengan gelar dunia ketujuhnya di tangan, Marquez membuktikan bahwa tekad dan ketangguhan mentalnya tak pernah padam. Ia bangkit dari masa kelam penuh rasa sakit di Mandalika untuk kembali berdiri di puncak MotoGP. Bagi Martinez, kemenangan ini bukan sekadar tentang kecepatan, tetapi juga tentang keberanian dan keteguhan hati menghadapi penderitaan.
Kisah kebangkitan Marquez menjadi inspirasi tersendiri di dunia balap. Dari cedera di Jerez hingga trauma di Mandalika, The Baby Alien menunjukkan bahwa juara sejati bukan hanya soal kecepatan di lintasan, tapi juga kemampuan untuk kembali berdiri ketika terjatuh paling dalam.
Editor: Abdul Haris