Cegah Kasus Haringga Terulang, Kapten Persija: Harus Ada Sanksi Tegas
JAKARTA, iNews.id – Kapten Persija Jakarta Ismed Sofyan menyoroti meninggalnya Haringga Sirila, seorang suporter Macan Kemayoran setelah dikeroyok sekelompok oknum pendukung Persib Bandung di area parkir Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018).
Bek kanan senior itu mengaku geram melihat apa yang dialami suporter berusia 23 tahun asal Cengkareng itu. Dia tak habis pikir bagaimana kejadian itu bisa terjadi.
“Kejadian itu sangat keji tanpa hati nurani. Soalnya orang yang sudah tidak berdaya, ditambah tidak bisa bergerak tapi tega dipukul sampai meninggal,” ujar Ismed di situs resmi klub.
“Apalagi tidak ada satu pun orang hatinya untuk menolong atau menstop, itu manusia loh bukan binatang. Walaupun tim kita berbeda setidaknya kita harus punya hati nurani untuk mencegah hal itu,” Ismed melanjutkan.
Untuk itu, mantan defender tim nasional Indonesia itu mendorong PSSI sebagai federasi dan juga PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi berani menjatuhkan sanksi tegas untuk memberi efek jera.
Ismed pun mengambil contoh dari ulah hooligans Liverpool yang menyerang suporter Juventus pada final Piala Champions di Stadion Heysel, Brussel, Belgia, 29 Mei 1985. Insiden yang dikenal dengan Tragedi Heysel itu mengakibatkan 39 orang tewas, dan lebih dari 600 lainnya luka-luka.
Sebagai konsekuensinya, Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menjatuhkan sanksi kepada semua klub Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun.
“Jangan cuma bicara ini terakhir tapi ternyata masih ada juga. Contoh di Eropa, saat terjadi suporter Liverpool mengalami hal serupa seperti ini, mereka (klub Inggris) di-banned sampai lima tahun tidak boleh ikut. Maka di liga kita harus berani juga,” ujar Ismed.
Pemain 39 tahun itu juga mengusulkan adanya regulasi khusus yang memberi hukuman setimpal jika ada kasus kematian suporter. Tujuannya agar insiden seperti itu tak terulang lagi.
“Harus ada upaya lebih keras lagi untuk menindaklanjuti kasus ini karena ini sudah pembunuhan,” Ismed menegaskan.
Editor: Abdul Haris