Christophe Dugarry Sebut Barcelona Klub Para Badut yang Tak Berkelas
BARCELONA, iNews.id – Mantan pemain Barcelona Christophe Dugarry menyebut bekas klubnya itu sebagai perkumpulan para badut yang tak berkelas.
Dugarry hanya satu musim merumput di Camp Nou pada 1997-1998. Saat diwawancarai Radio RMC Prancis, dia mengklaim Barcelona memiliki citra yang sangat buruk dan hanya sedikit keanggunan.
Komentarnya itu tak lepas dari gonjang-ganjing pertikaian megabintang Barcelona Lionel Messi dengan Direktur Olahraga Eric Abidal yang menyebabkan ketegangan di klub asal Katalan itu.
“Ini adalah klub badut. Semuanya dilakukan mundur. Anda memiliki kesan bahwa tidak ada proyek di klub ini. Satu-satunya prioritas adalah presiden terpilih kembali. Mereka tidak saling mengerti,” ujar pemain yang membawa Prancis juara Piala Dunia 1998 itu.

Dugarry melanjutkan, dalam beberapa musim terakhir Barcelona berjuang di setiap bursa transfer untuk menemukan pengganti yang cocok untuk mantan pasangan gelandang Xavi dan Andres Iniesta.
“Setiap pasar transfer ada masalah. Mereka bekerja dua kali lipat dan bahkan tiga kali lipat. Dan sejak kepergian Xavi dan Iniesta, mereka telah menghabiskan banyak uang, tetapi mereka belum dapat menemukan permainan atau kualitas yang sama,” ucapnya.
Mantan striker Olympique Marseille, AC Milan dan Bordeaux itu juga menuding berbagai masalah menggerogoti klub berjuluk Blaugrana itu.
“Mereka memiliki banyak masalah, dan di atas semua itu, mereka memiliki citra yang sangat buruk. Untuk klub di level ini, ada terlalu banyak orang yang tidak memiliki keanggunan dan kelas. Itu benar-benar klub yang tidak memiliki kelas,” katanya.
Sebelumnya, Dugarry menggambarkan pengalaman pribadinya di Camp Nou sebagai “neraka”. Setahun di sana dia mengaku tak bahagia, dan hanya bermain selama tujuh pertandingan.
Sialnya lagi, di bawah kendali Pelatih Louis Van Gaal, Dugarry dimainkan sebagai gelandang bertahan yang membuatnya frustrasi.
Dalam sebuah wawancara beberapa tahun yang lalu, dia mengungkapkan dirinya kerap berpura-pura menangis selama percakapan dengan Van Gaal dalam upaya untuk pergi meninggalkan Camp Nou.
“Saya menghabiskan enam bulan bertanya pada diri sendiri apa yang saya lakukan di sana. Itu nyata,” kata Dugarry kepada SFR Sport.
"Hal terburuk adalah ketika saya pergi ke kantornya (Van Gaal) untuk meminta pergi. Saya harus pergi dengan biaya berapa pun,” ujarnya.
Yang membuatnya ngotot pergi dari Camp Nou adalah Pelatih Timnas Prancis saat itu, Aime Jacquet, yang mengatakan dia harus menjadi pilihan utama di klub untuk bisa dipilih masuk Timnas pada Piala Dunia 1998.
“Hari pertama tahun 1998, saya pura-pura menangis, mengatakan 'Saya tidak tahan lagi, saya harus pergi,” ucapnya.
“Dan dia (Van Gaal) hanya menatapku dan berkata, 'Tidak, kamu tidak bisa pergi. Aku percaya padamu.' Apa? Anda percaya pada saya dan Anda membuat saya bermain sebagai gelandang bertahan? Itu adalah enam bulan yang mengerikan. Saya melewati neraka,” dia memaparkan.
Editor: Abdul Haris