Demi Bersihkan Nama Baik, Sepp Blatter Berencana Gugat FIFA
ZURICH, iNews.id - Mantan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Sepp Blatter, berniat untuk menuntut badan yang pernah dipimpinnya tersebut. Pria asal Swiss itu, berniat melakukannya demi membersihkan nama baiknya.
Setelah 17 tahun berkuasa, Blatter digulingkan dari singgasananya pada 2015 karena terbukti melanggar kode etik FIFA. Apalagi, ketika itu skandal korupsi tengah mengguncang badan tertinggi sepak bola dunia tersebut.
Akibatnya, Dia pun dihukum tidak boleh aktif dalam kepengurusan FIFA selama enam tahun. Blatter pun kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden.
“Tujuannya adalah untuk melihat kembali keputusan dari Komite Etik FIFA, dengan beberapa informasi, bahkan bukti-bukti yang telah didapat. Itu semua akan dikaitkan dengan hukuman yang saya terima,” bunyi surat elektronik yang dikirim Blatter kepada Reuters.
“Kami telah mengerjakan kasus ini dan menantikan adanya perkembangan,” lanjutan dari surat tersebut. Blatter dipercaya akan melakukan gugatannya di pengadilan sipil Swiss.
Sebelumnya, pada Desember 2016, banding Blatter atas hukuman itu ditolak oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Menurut mereka, dia terbukti membayar Michel Platini, yang kemudian menjadi Presiden Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA), sebesar USD 2 juta (Rp26 miliar).
Menurut CAS itu adalah hadiah yang tak semestinya, dan telah melanggar kode etik FIFA. Blatter sendiri memutuskan mundur pada Juni 2015, setelah sejumlah pejabat FIFA, termasuk beberapa anggota dan mantan anggota komite FIFA di Amerika Serikat.
Ketika itu, mereka bersama dengan dua firma marketing olahraga disinyalir tengah melakukan korupsi. Blatter sebenarnya, tak terkait dengan kasus tersebut, namun kemudian terlibat karena hukuman atas pelanggaran kode etik yang menderanya.
Blatter mulai menjadi presiden FIFA pada 1998, setelah dirinya mengungguli Presiden UEFA saat itu Lennart Johansson, menggantikan Joao Havelange. Namun, kemenangan itu pun menuai banyak kontroversi.
Bahkan pada pencalonannya di tahun 2002, rumor mengenai kesepakatan-kesepakatan di ruang ganti santer terdengar. Akhirnya, skandal pelanggaran kode etik membuat Blatter, yang sangat lama melanggengkan kekuasan, mundur dari jabatannya dan kini posisi Presiden FIFA diemban oleh Gianni Infantino.
Editor: Haryo Jati Waseso