Didepak PSM Karena Dianggap Tua, Pieter Huistra: Wiljan Pluim Masih Seperti Pemain Muda

SAMARINDA, iNews.id – Pelatih Borneo FC, Pieter Huistra kagum dengan atribut yang masih melekat pada diri Wiljan Pluim meski usianya sudah senja. Menurutnya, Pluim nampak masih seperti pemain muda.

Setelah dilepas PSM Makassar, Pluim sudah berbaur bersama rekan setim barunya di Borneo FC. Pemain senior asal Belanda itu bergabung bersama tim Borneo FC melakukan latihan fisik.

Baca Juga

PSSI Banting Harga Tiket Timnas Indonesia U-23 vs Mali di Stadion Pakansari pada 15 dan 18 November 2025

Pada sesi latihan, punggawa Pesut Etam -julukan Borneo FC- melakukan bit test, yakni berlari treadmill dengan mengikuti ritme yang disediakan. Meski sudah berusia 34 tahun, fisik Pluim rupanya tidak kalah dari para pemain lain.

Huistra memberi komentar perihal performa Pluim pada sesi latihan tersebut. Menurutnya, meski sudah memasuki usia senja, Pluim nampak masih seperti seorang wonderkid.

Baca Juga

Didepak PSM Makassar, Wiljan Pluim Resmi Direkrut Borneo FC

“Bagi saya, Pluim masih muda dan dia  punya ambisi besar, dan itu sejalan dengan apa yang kita miliki saat ini, ambisi untuk menjadi yang terbaik,” kata Huistra dilansir laman resmi klub, Sabtu (14/10/2023).

Baca Juga

Hormati Wiljan Pluim, PSM Pensiunkan Nomor Punggung 80

Lebih lanjut, Huistra menyebut Pluim adalah sosok pemain senior yang kian melengkapi puzzle timnya. Arsitek berusia 56 tahun itu yakin Borneo FC terus bersaing di papan atas dengan hadirnya sang pemain anyar.

“Kami sangat senang pemain seperti Pluim datang dan bermain untuk Borneo FC. Dia salah satu pemain terbaik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya.

“Jadi kami sangat senang bisa memiliki dia sekarang. Dia akan melengkapi tim ini dan membuatnya lebih kuat. Jadi kami sangat senang bahwa kami bisa mengontraknya untuk Borneo,” tutur Pluim.

Sebagaimana diketahui, Pluim dikontrak selama 1,5 musim bersama Borneo FC. Pemuncak klasemen sementara Liga 1 2023/2024 itu merekrut Pluim usai dilepas PSM Makassar.

Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan