Edy Rahmayadi Miris dengan Kondisi Lapangan Tsunami Cup
JAKARTA, iNews.id - Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Edy Rahmayadi angkat bicara mengenai kondisi lapangan yang buruk pada gelaran turnamen Aceh World Solidarity Tsunami Cup 2017. Banyak pihak menilai kondisi Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, tidak layak untuk pertandingan berskala internasional.
Stadion tersebut merupakan markas klub sepak bola Persiraja Banda Aceh yang bermain di Liga 2. Dibangun pada tahun 1997, Stadion Harapan Bangsa mengalami renovasi setelah bencana gempa bumi dan Tsunami Samudra Hindia 2004 silam, dengan dana bantuan dari FIFA.
"Saya mengakui lapangan yang digunakan memang jelek. Namun, hanya itu yg kita miliki. Itu yg terbaik di Aceh. Segitu yang terbagus, bagaimana yg terjelek?," ujar Edy dengan nada bercanda pada iNews.id Rabu, (06/12/2017)
Menurutnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga seharusnya memberikan perhatian lebih pada stadion yang memiliki kapasitas 45.000 penonton itu. Pasalnya, dengan kondisi tersebut, pemain yang berlaga akan mudah terkilir dan rentan cedera.
"Saya yakin Kemenpora sudah melihat itu. Mereka punya televisi dan mata. Mereka tahu apa yg dilakukan. Pembenahan infrastruktur bukan tanggung jawab PSSI, Itu kewajiban pemerintah," tambahnya.
Kondisi lapangan yang buruk membuat salah satu pemain timnas menjadi korban. Gavin Kwan Adsit, terpaksa harus beristirahat selama beberapa bulan, akibat cedera patah tulang fibula kala tim nasional (timnas) Indonesia bersua Mongolia, Senin (04/12/2017).
Timnas pun gagal menjadi kampiun Tsunami Cup, setelah dikalahkan Kyrgystan 0-1 di laga terakhir, Rabu (06/12/2017) sore.
Editor: Haryo Jati Waseso