Emil Audero Menghilang saat Cremonese Ditahan Como 1907, Alasannya Mengejutkan!

COMO, iNews.id – Kiper Timnas Indonesia, Emil Audero, harus menepi secara mengejutkan saat Cremonese menghadapi Como 1907 dalam lanjutan Serie A Liga Italia 2025/2026, Sabtu (27/9). Cedera otot saat pemanasan membuat Audero gagal tampil, meski namanya sudah masuk dalam starting line-up.

Audero Masuk Starting XI, Tapi Menghilang Saat Kick-Off

Nama Emil Audero sempat diumumkan sebagai penjaga gawang utama Grigiorossi—julukan Cremonese—melalui akun resmi media sosial klub. Namun saat para pemain memasuki lapangan, Audero tidak terlihat. Posisi kiper kemudian diisi oleh Marco Silvestri, membuat publik bertanya-tanya.

Baca Juga

Filipina Bawa 13 Pemain Abroad, Timnas Indonesia U-22 Bakal Babak Belur di SEA Games 2025?

Menurut laporan dari Tuttomercato, kiper berdarah Indonesia itu mengalami cedera otot tepat saat sesi pemanasan jelang pertandingan dimulai.

"Kiper Cremonese itu terpaksa menepi karena mengalami masalah otot saat pemanasan sebelum pertandingan," tulis Tuttomercato, Minggu (28/9/2025).

Cremonese Ditahan Imbang Como, Tren Tak Terkalahkan Berlanjut

Tanpa kehadiran Audero di bawah mistar, Cremonese tetap mampu menahan imbang tuan rumah Como 1907 dengan skor 1-1 di Stadion Giuseppe Sinigaglia. Tertinggal lebih dulu lewat gol Nico Paz di menit ke-32, Cremonese membalas lewat sundulan Federico Baschirotto pada menit ke-69.

Hasil imbang ini membuat Cremonese melanjutkan rekor tak terkalahkan dalam lima laga awal Serie A. Sebagai tim promosi, mereka kini mengoleksi 9 poin hasil dari 2 kemenangan dan 3 hasil imbang, serta menempati peringkat keenam klasemen sementara.

Kekhawatiran untuk Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia

Cedera yang dialami Emil Audero menimbulkan kekhawatiran, terutama jelang pertandingan penting Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada Oktober mendatang. Jika cedera yang diderita Audero tergolong serius, pelatih Patrick Kluivert harus memutar otak untuk mencari pengganti sepadan.

Editor: Reynaldi Hermawan