Emiliano Sala dan Pilot Keracunan Karbon Monoksida sebelum Pesawat Jatuh
LONDON, iNews.id – Striker Cardiff City Emiliano Sala dan pilot David Ibbotson terindikasi keracunan gas karbon monoksida berbahaya di kokpit pesawat pribadi yang jatuh di Selat Inggris pada 21 Januari 2019. Pernyataan ini dilontarkan langsung Komite Investigasi Kecelakaan Udara Inggris (AAIB).
“Berdasarkan serangkaian tes terhadap bomber asal Argentina itu ditemukan cukup bukti adanya gas berbahaya tersebut yang menyebabkan serangan jantung, kejang, dan tidak sadar,” tulis AAIB dalam pernyataannya, Rabu (15/8/2019), dikutip Sky Sports.
Dokumen tersebut juga menjelaskan adanya kemungkinan sang pilot juga terpapar dengan gas tersebut sampai batas tertentu.
Imbasnya, gas tersebut dapat mengurangi atau menghambat kemampuan pilot untuk menerbangkan pesawat, tergantung pada tingkat paparan itu.
Pada 18 Januari lalu, Sala teken kontrak bersama Cardiff City setelah direkrut dari klub Prancis Nantes dengan nilai transfer 15 juta poundtsreling (Rp258 miliar).
Pada hari berikutnya, Ibbotson, pilot 59 tahun mengantarnya terbang dari Cardiff ke Nantes dengan pesawat Piper Malibu. Namun, nahas peswawat tersebut tak pernah sampai kembali ke tujuan.
AAIB bekerja sama dengan produsen mesin dan pesawat terbang tersebut, serta Dewan Keselamatan Transportasi Nasional di Amerika Serikat untuk mengidentifikasi jalur yang menyebabkan karbon monoksida bisa masuk ke kabin pesawat jenis tersebut.
“Pekerjaan juga terus menyelidiki faktor-faktor operasional, teknis, organisasi dan manusia terkait yang mungkin berkontribusi pada kecelakaan itu,” bunyi laporan AAIB.
Sementara itu, Daniel Machover, tim kuasa hukum keluarga Sala, menpertanyakan bagaimana mungkin kejadian tersebut bisa terjadi.
“Kadar karbon monoksida yang sangat tinggi telah ditemukan dalam tubuh Emiliano, dab menimbulkan banyak pertanyaan bagi keluarga. Bagaimana dia meninggal akan ditentukan pada pemeriksaan pada waktunya. Keluarga percaya, pemeriksaan teknis rinci pesawat diperlukan,” ujarnya.
“Keluarga dan masyarakat perlu tahu bagaimana karbon monoksida bisa masuk ke kabin. Keselamatan udara di masa depan bertumpu pada mengetahui sebanyak mungkin tentang masalah ini,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Machover, keluarga Emiliano mendesak AAIB untuk segera menyelamatkan rongsokan pesawat tanpa penundaan lebih lanjut.
Merespons desakan tersebut, AAIB mengatakan tidak akan menambah penyelidikan secara signifikan.
“Alasan keputusan kami untuk tidak memulihkan reruntuhan pesawat telah dijelaskan secara rinci kepada kedua keluarga yang bersangkutan,” kata seorang juru bicara AAIB.
“Pada bulan Februari, operasi pencarian bawah air, kami berhasil menemukan reruntuhan, mayat penumpang dan mengambil bukti video yang cukup besar dari tempat kejadian menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh. Pada saat itu tidak mungkin untuk memulihkan reruntuhan itu,” ujarnya.
AAIB juga menjelaskan pihaknya telah mempertimbangkan dengan hati-hati kelayakan dan manfaat untuk mencoba memulihkan puing-puing kembali.
“Dalam hal ini, kami menganggap itu tidak akan menambah signifikan pada penyelidikan dan kami akan mengidentifikasi masalah keselamatan yang benar melalui cara lain,” ucap juru bicara AAIB.
“Dalam mengambil keputusan, kami memperhitungkan tingginya biaya pemulihan bawah air, bukti yang kami kumpulkan pada Februari dan risiko bahwa, setelah dampak kekerasan dengan laut, puing-puing itu tidak akan menghasilkan bukti definitive,” katanya.
Sementara itu, klub Inggris Cardiff City mengaku prihatin dengan temuan terbaru AAIB tersebut, sebab pesawat yang digunakan Sala tersebut tidak sesuai.
“Kami terus percaya bahwa mereka yang berperan dalam mengatur penggunaan pesawat tersebut bertanggung jawab atas tragedi ini,” tulis pernyataan Cardiff.
Dalam laporan sementara, pesawat bermesin Piston seperti Piper Malibu yang terlibat dalam kecelakaan itu menghasilkan karbon monoksida tingkat tinggi.
Gas biasanya diangkut jauh dari pesawat melalui sistem pembuangan. Namun, penyegelan yang buruk menyebabkan kebocoran ke sistem pemanas dan ventilasi dapat memungkinkan gas tersebut memasuki kabin.
Sebenarnya, beberapa perangkat tersedia untuk memperingatkan pilot tentang keberadaan karbon monoksida di dalam kabin. “Perangkat tersebut dapat memperingatkan pilot atau penumpang terhadap ancaman yang berpotensi mematikan,” ujar AAIB.
Penyelidik sebelumnya mengatakan, validitas lisensi pilot Ibbotson akan menjadi bagian penting dari penyelidikan mereka.
Jenis lisensi yang dimilikinya berarti dia hanya bisa menerbangkan penumpang di Uni Eropa berdasarkan pembagian biaya, bukan untuk penerbangan komersial.
Laporan kecelakaan lengkap diperkirakan akan diterbitkan tahun depan.
Editor: Abdul Haris