Geger! Pemain Muda Indonesia Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja, APPI Minta Pemerintah Bergerak Cepat
BANDUNG, iNews.id - Kasus yang menimpa pesepakbola muda Indonesia, Rizki Nur Fadhilah, menghebohkan dunia sepak bola Tanah Air. Pemain asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, itu diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) setelah dibawa ke Kamboja dengan modus seleksi sepak bola.
Menanggapi kabar tersebut, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) langsung turun tangan dan mendesak pemerintah serta aparat penegak hukum untuk segera bertindak.
Kasus Rizki awalnya viral di media sosial. Ia disebut mendapatkan tawaran seleksi sepak bola di Medan melalui Facebook. Namun alih-alih menuju tempat seleksi yang dijanjikan, Rizki justru dibawa ke Kamboja. Di sana, ia diduga dipaksa bekerja dalam kondisi buruk dan tidak manusiawi.
Keadaan makin mencuat setelah keluarga Rizki mengunggah video permintaan tolong kepada pemerintah.
Sebagai organisasi yang menaungi para pemain profesional Indonesia, APPI menyatakan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut. Mereka langsung menghubungi keluarga dan memberikan bantuan yang diperlukan.
"APPI telah berkomunikasi dengan keluarga Rizki dan siap untuk membantu upaya pemulangan Rizki kembali ke Indonesia," tulis mereka dalam situs resmi, Rabu (19/11/2025).
APPI menegaskan pentingnya intervensi pemerintah dan aparat keamanan.
"APPI sebagai wadah representatif dari para pesepakbola di Indonesia meminta agar hal ini juga menjadi urgensi bagi pemerintah, aparat keamanan dan pihak-pihak lain yang berwenang untuk mengupayakan pemulangan dilakukan segera dengan memprioritaskan keselamatan dari Rizki," lanjut pernyataan tersebut.
APPI mengajukan dua permintaan utama kepada pemerintah:
1. Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kamboja diminta segera memfasilitasi proses pemulangan Rizki serta memberikan pendampingan konsuler agar haknya terlindungi.
2. Pemerintah dan Polri diminta aktif berkomunikasi dengan terduga pelaku TPPO, mengusut tuntas kasus tersebut, mengidentifikasi pelaku, dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
APPI menilai kasus ini sebagai alarm bahaya bagi dunia sepak bola Indonesia, terutama dalam hal perlindungan pemain usia muda. Mereka berkomitmen memantau perkembangan kasus ini secara intensif dan memastikan proses hukum berjalan transparan.
“Kasus ini bukan hanya persoalan individu, tetapi peringatan bagi semua pihak akan perlindungan pemain muda dan kewaspadaan terhadap modus penipuan berkedok sepakbola. APPI berdiri bersama keluarga Rizki dan mendesak pemerintah serta aparat untuk mengambil tindakan cepat dan tegas," Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, menegaskan.
Editor: Reynaldi Hermawan