Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Leo/Bagas Ungkap Strategi Singkirkan Sabar/Reza dari All England 2025
Advertisement . Scroll to see content

Hendra/Ahsan Juara All England, Pelatih: Mereka Belum Habis

Senin, 11 Maret 2019 - 18:40:00 WIB
Hendra/Ahsan Juara All England, Pelatih: Mereka Belum Habis
Pelatih sektor ganda putra pelatnas PBSI Herry Iman Pierngadi memeluk Mohammad Ahsan setelah menjadi juara All England di sektor ganda putra bersama Hendra Setiawan, Minggu (10/3/2019) malam WIB. (Foto: PBSI)
Advertisement . Scroll to see content

BIRMINGHAM, iNews.id – Pelatih sektor ganda putra pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Herry Iman Pierngadi bangga Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juara All England 2019. Menurutnya, sukses pasangan senior itu karena mereka tak pernah menyerah.

"Hendra/Ahsan belum habis. Hal yang harus ditiru dari mereka adalah sikap yang tidak pernah menyerah dalam pertandingan," ujar Herry di situs PBSI.

Ganda putra berjuluk The Daddies itu kampiun kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia itu untuk kedua kalinya setelah melibas  ganda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik melalui rubber game 11-21, 21-14, 21-12 dalam tempo 49 menit.

Hebatnya lagi, duo tersebut meraih gelar bergengsi itu meski dalam kondisi yang tidak prima. Ya, Hendra masih merasakan nyeri pada betisnya karena cedera setelah laga di semifinal.

"Mereka punya mental juara walaupun kondisi fisik mereka tidak prima dan ketinggalan pada game pertama. Mental juara mereka memang sudah kelihatan,” kata Herry.

Pelatih kepala ganda putra itu sempat ragu kondisi Hendra dengan cedera betis kanan itu. Namun, ternyata Hendra mampu melewatinya dengan baik.

“Saya ragu sebelum Hendra bertanding. Peluangnya 50:50 karena cederanya. Saya belum tahu apakah dia bisa main atau tidak karena jalan saja masih kelihatan pincang,” katanya yang lantas menaruh keyakinan setelah melihat raut wajah Hendra yang ingin mencoba bertanding.

Sukses itu mengulangi pencapaian The Daddies pada 2014. Saat itu, mereka meraih titel setelah menang atas pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 21-19, 21-19 pada laga final.

Prestasi Hendra/Ahsan juga membuat Indonesia mempertahankan dominasi di sektor ganda putra dalam tiga edisi terakhir. Sebelumnya, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil kampiun pada 2017 dan 2018. Sayang ganda putra nomor satu dunia itu tersingkir prematur di babak pertama.

Herry menilai penampilan pasangan atlet Negeri Jiran Aaron Chia/Soh Wooi Yik sudah menurun pada game ketiga. Sedangkan pada game kedua, pasangan muda peringkat 18 dunia itu masih sempat memberikan perlawanan kepada ganda Merah-Putih.

"Ketika Hendra/Ahsan sudah mulai kelihatan menurun dan tersusul pada game kedua, saya bilang terus dulu, masih bisa. Dan ketika Hendra/Ahsan unggul, permainan lawan justru jadi melemah dan mati sendiri," kata Herry.

Herry mengatakan Chia/Wooi Yik menjadi ganda yang layak diperhitungkan sebagai lawan tangguh selain Goh V Shem/Tan Wee Kiong.

"Mereka adalah pasangan muda, jadi mungkin belum stabil. Tapi, mereka patut diperhitungkan," tuturnya.

Herry menjadi pelatih pendamping yang mengantarkan empat wakil Indonesia meraih gelar All England pada 2016 hingga 2019. Pada 2016, Herry mendampingi ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto karena pelatih ganda campuran Richard Mainaky harus kembali ke Indonesia.

Herry juga menjadi pendamping pasangan Kevin/Marcus ketika meraih gelar turnamen berusia 120 tahun itu pada 2017 dan 2018.

Terakhir pada 2019, Herry mendampingi pasangan atlet senior Hendra/Ahsan yang sudah menjadi pemain profesional di luar pelatnas PBSI meraih gelar turnamen tingkat Super 1000 itu.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut