Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dean James Ungkap Rahasia di Balik Gol Ajaib ke Gawang Feyenoord
Advertisement . Scroll to see content

Indra Sjafri Tegaskan Filanesia Bukan Pondasi Sepak Bola yang Kaku

Kamis, 14 Mei 2020 - 23:20:00 WIB
Indra Sjafri Tegaskan Filanesia Bukan Pondasi Sepak Bola yang Kaku
Indra Sjafri (Foto: PSSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menegaskan pentingnya pemahaman filanesia sebagai pondasi karakter permainan Indonesia. Indra menyebut filanesia bukan merupakan pakem yang kaku.

Filanesia adalah sebuah filosofi yang akan menjadi fondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.

Langkah awal pembentukan filosofi ini dilakukan sejak awal tahun 2017 di mana gaya sepak bola khas Indonesia ini sudah menjalani studi, praktek lapangan, diskusi panel, dan seminar dengan seluruh pelatih Liga 1, praktisi olahraga, dan personel teknis lainnya.

Filosofi ini akan memberikan panduan dalam hal lingkup sepak bola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan.

Perlu dicatat bahwa Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia ini bukan untuk menyeragamkan taktik setiap klub, namun ini akan menjadi ciri pemain Indonesia di pentas Internasional.

"Jadi kalau kita bicar kurikulum, paling penting ditentukan dulu filosofi, cara bermain kita, kiblat semua pelaku sepak bola. Turunan kurikulum itu perlu modul, saya ingin filosofi itu muncul dari banyak sumber. Filanesia harus muncul dari mantan pemain, apakah benar 4-3-3 paling disenangi dari pemain zaman Andi Lala, sampai Egy (Maulana Vikri, Timnas Indonesia U-23)," kata Indra Sjafri dalam wawancara eksklusif bersama iNews.id, Kamis (14/5/2020).

Saat masih jadi pelatih timnas Indonesia kelompok umur, Indra mengaku pernah coba memperagakan bagaimana membangun permainan yang berakar pada panduan filanesia.

"Cara main Evan Dimas pada (AFF U-19) 2013, itu merupakan contekan dasar dari filanesia tapi gak banyak yang mau nyontek," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Indra nilai-nilai filanesia bisa menyesuaikan dengan perkembangan sepak bola modern. Dia memberi contoh bahwa skema 4-3-3 tidak melulu identik dengan sepak bola menyerang.

"4-3-3 adalah basic formasi, dan itu akan berkembang dalam situasi permainan."

"Saya setuju dalam skema filanesia main dari bawah, dari pinggir, sirkulasi bola naik. Permainan yang terbaik adalah menyerang, tapi bukan maju yaitu saat bola ada kaki kita. Saat bola di kaki lawan, kita defend," ucapnya.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut