Ini Momen Terbaik Ter Stegen Bersama Barcelona

BARCELONA, iNews.id – Marc-Andre Ter Stegen mengungkap momen terbaiknya selama berkarier di Barcelona. Baginya, saat-saat paling membahagiakan adalah mengangkat trofi Liga Champions 2015.

Ter Stegen direkrut Barcelona dari Borussia Monchengladbach pada awal musim 2014-15. Di musim perdananya, kiper asal Belanda masih menjadi pelapis Claudio Bravo di kompetisi La Liga. Namun, pelatih Barca saat itu Luis Enrique memberi kesempatan Ter Stegen tampil di setiap pertandingan Liga Champions.

Baca Juga

Manajemen Persib Bandung Kantongi Nama Pemain Baru, Singgung Joey Pelupessy dan Maarten Paes!

Ter Stegen mampu membawa timnya lolos ke final dan menghadapi Juventus di Berlin. Barcelona sukses meraih trofi Champions kelima dalam sejarah setelah menang 3-1 atas I Bianconeri.

“Tentu saja, momen saat menjurai Liga Champions adalah luar biasa. Sampai sekarang, itu momen terbaik yang pernah saya alami dalam sepakbola,” kata Ter Stegen dikutip laman klub.

Baca Juga

Ini 11 Pembelian Terburuk Barcelona yang Bisa Dijadikan Formasi 4-3-3

Selain momen juara, Ter Stegen juga mengingat kesempatan bersejarah dalam kariernya sebagai pesepakbola. Melakukan debut bersama Monchengladbach merupakan babak baru yang luar biasa dalam hidupnya. Dia melakukan debut profesional bersama Monchengladbach di tahun 2011.   

“Pertandingan pertama saya sebagai seorang profesional salah satu yang terbaik. Itu luar biasa. Karena Anda menjalani karier di liga profesional yang merupakan momen unik,” ujarnya.

“Sama uniknya seperti bermain di El Clasico melawan Real Madrid. Secara umum, saya selalu menikmati berada di lapangan,” ucapnya.

Sama seperti pesepak bola lainnya, Ter Stegen saat ini tengah menjalani isolasi mandiri akibat pandemi virus corona. La Liga masih ditangguhkan sampai waktu yang belum ditentukan. Namun, dia tetap bersyukur karena masa karantina membuatnya banyak waktu dengan keluarga.

“Ada hal yang lebih penting daripada sepak bola saat ini. Kadang-kadang ketika memiliki begitu banyak kebebasan, Anda tidak menghargai apa yang dimiliki,” tuturnya.

“Biasanya kita bisa pergi keluar, berbelanja, berkeliling kota. Sekarang, di Spanyol, ada pembatasan di hampir semua tempat. Anda harus lebih menghargai hal-hal dasar dalam hidup. Seperti bersama keluarga, memasak, sesuatu hal sederhana yang membuat diri berpikir tentang apa yang sebenarnya Anda miliki,” pungkasnya.

Editor: Arif Budiwinarto