Ini Pebulu Tangkis Indonesia yang Mampu Pertahankan Gelar All England
JAKARTA, iNews.id - Kevin Sanjaya Sukamulja/Marcus Gideon Fernaldi berhasil mempertahankan gelar juara All England usai mengalahkan Mathias Boe/Casten Mogensen lewat straight set 21-18 dan 21-17, di Birmingham Arena, Senin (19/3/2018) dini hari WIB.
Kemenangan pasangan berjuluk Minion itu merupakan yang kedua, setelah sebelumnya sukses meraih titel serupa di 2017 dengan menaklukkan pasangan Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-19 dan 21-14.
Turnamen All England ditetapkan sebagai kompetisi bulu tangkis tertua di dunia karena sudah diadakan sejak tahun 1899. Untuk menjuarai All England pun bukan perkara mudah, apalagi untuk mempertahankannya.
Sepanjang sejarahnya, ada 10 negara yang berhasil mempertahankan gelar juara All England. Inggris menjadi pemegang gelar terbanyak dengan 190 titel yang terbagi dalam 5 kategori, dan 71 diantaranya diraih melalui pemain yang menjadi juara bertahan.
Atlet bulu tangkis Indonesia pertama yang mampu mempertahankan gelar juara adalah Rudy Hartono, yang kemudian dinobatkan sebagai pencetak rekor juara All England kategori tunggal putra terbanyak dengan 8 gelar.
Berikut Ini, pebulu tangkis Indonesia yang sukses mempertahankan gelar juara All England sebelum Kevin/Marcus.
Rudy Hartono (7 kali juara, 1968-1974)

Atlet Indonesia yang pertama kali sanggup mempertahankan gelarnya di All England tak lain adalah Rudy Hartono. Tak main-main, Rudy Hartono mendominasi All England kategori tunggal putra dari 1968 hingga 1974.
Dia pun menjadi pebulu tangkis pertama dan satu-satunya yang sanggup mempertahankan trofinya pada 7 gelaran secara beruntun.
Tjun Tjun/Johan Wahyudi (6 kali, 1974-1975 dan 1977-1980)

Tjun Tjun/Johan Wahyudi berhasil membayar kegagalan mereka di final All England 1973, dengan menjadi juara di gelaran 1974 usai mengalahkan Christian Hadinata/Iie Sumirat. Setahun kemudian, mereka mampu mempertahankan gelar usai mengalahkan Christian Hadinata yang kembali bergabung dengan Ade Chandra.
Langkah Tjun/Johan sempat tersandung pada 1976, karena terhenti di babak semifinal. Namun, di tahun berikutnya mereka segera bangkit dan menjuarai All England pada 4 gelaran berikutnya secara beruntun.
Susi Susanti (4 kali, 1990-1991 dan 1993-1994)
Gelar pertama All England diraih Susi Susanti pada 1990 setelah mengalahkan tunggal putri China Huang Hua dengan skor 12-11 dan 11-1. Setahun kemudian, dia kembali menjadi kampiun usai mengalahkan sesama atlet Indonesia Sarwendah Kusumawardhani 0-11, 11-2, 11-6.
Setelah gagal menembus perempat final pada 1992, Susi kembali merebut gelar juara All England pada 1993, usai mengalahkan Bang Soo-hyun. Dia pun berhasil mempertahankan gelarnya setahun kemudian.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (3 kali, 2012-2014)
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dapat dikatakan sebagai pahlawan bulu tangkis di era modern, dengan 3 gelar All England. Owi/Butet, sapaan karib Tontowi/Liliyana, pertama kali menjuarai All England pada 2012.
Ketika itu, mereka berhasil mengalahkan Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl. Keduanya pun mempertahankan supremasinya di All England untuk dua tahun berikutnya.
Liem Swie King (2 kali, 1978-1979)

Bersamaan dengan jaman keemasan Tjun Tjun dan Johan Wahydi, nama Liem Swie King mencuat setelah sukses menjuarai All England 1978 dengan menaklukan bintang Indonesia saat itu Rudy Hartono lewat straight set 15-10 dan 15-3.
Dia pun mempertahankan gelarnya pada 1979, menghantam tunggal Denmark Flemming Delfs juga lewat pertarungan dua gim. Pada gelaran tersebut, kemenangan Liem Swie King membuat Indonesia menjadi juara di 4 dari 5 kategori yang diadakan.
Christian Hadinata/Ade Chandra (2 kali, 1972, 1973)

Kesuksesan Rudy Hartono itu menginspirasi pasangan ganda putra Christian Hadinata/Ade Chandra yang mencuri kemenangan di tahun 1972. Sebagai debutan Christian/Ade menjadi kuda hitam, dan akhirnya bisa merengkuh kemenangan.
Sedangkan pada gelaran tahun 1973, Christian/Ade melanjutkan pencapaian apik mereka, mengalahkan sesama pemain Indonesia Tjun Tjun/Johan Wahyudi.
Hariyanto Arbi (2 kali, 1993-1994)
Pada turnamen All England 1993, tunggal putra Indonesia Haryanto Arbi berhasil menjadi juara usai mengalahkan Joko Suprianto dan mengawinkan gelarnya dengan Susy Susanti. Setahun kemudian, keduanya kembali mengawinkan gelar.
Pada gelaran 1994, Hariyanto Arbi menjadi juara dengan menundukkan perlawanan Ardy Wiranata dengan skor ketat 15-12 dan 17-14.
Ricky Subagja/Rexy Mainaky (2 kali, 1995, 1996)

Untuk All England 1995, tidak ada gelar dari kategori perorangan. Namun, Ricky Subagja/Rexy Mainaky berhasil menyelamatkan muka Indonesia dengan menyumbang gelar di kategori ganda putra.
Di partai puncak keduanya berhasil mengalahkan Denny Kantono/Antonius Ariantho 15-12,15-18, 15-8. Ricky/Rexy sukses mempertahankan gelarnya di All England 1996, setelah mengalahkan pasangan Malaysia Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock.
Editor: Haryo Jati Waseso