Jasadnya Ditemukan di Puing Pesawat, Ini Kisah Emiliano Sala
LONDON, iNews.id – Jasad Emiliano Sala akhirnya berhasil ditemukan Badan Investigasi Kecelakaan Udara Inggris (AAIB) di puing-puing pesawat yang jatuh di Selat Inggris, Rabu (6/2/2019).
Bersama pilot David Ibbotson, striker asal Argentina itu terbang dengan pesawat ringan menuju klub barunya, Cardiff City, 21 Januari lalu.
Namun, nahas pesawat tersebut menghilang di dekat Pulau Guernsey. Kamis (7/2/2019), AAIB mengonfirmasi jasad yang ditemukan di Selat Inggris itu adalah Sala.
Striker 28 tahun itu sepakat meninggalkan klub Prancis Nantes untuk bergabung klub Inggris Cardiff dengan nilai transfer 15 juta poundsterling (Rp271,4 miliar) bulan lalu.
“Untuk saya ini spesial,” tutur pemain bertinggi 187 cm itu tentang karier barunya itu, dilansir AFP.
Sala bukan hanya memiliki postur yang ideal untuk jadi mesin gol. Dia juga punya kaki-kaki yang lincah untuk mengolah bola. Musim ini, dia meninggalkan Ligue 1 Prancis dengan catatan 12 gol dari 19 pertandingan bersama Nantes.
Statistik tersebut setara dengan torehannya dalam dua musim terakhir. Hanya Lionel Messi yang bisa mencetak gol lebih banyak di antara pemain Argentina lainnya di lima besar liga-liga Eropa musim ini.
Meski begitu, Sala tak sempat mencicipi rasanya mengenakan kostum tim nasional negaranya. Bahkan, di tanah airnya dia kurang dikenal. Sampai-sampai, sebuah situs harian olahraga popular di negara itu menulis headline: “Siapa Emiliano Sala?”
Kondisi itu terjadi karena seperti kebanyakan pemain muda di Argentina, Sala meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib di Eropa pada usia yang masih sangat muda.
Terlahir di Provinsi Santa Fe, Sala tumbuh menjadi pesepak bola di Proyecto Crecer, sebuah akademi berbasis di kota San Francisco, empat jam dari utara Ibu Kota Buenos Aires.
Akademi ini memiliki kemitraan dengan klub Prancis Girondins Bordeaux, dan Sala adalah salah satu dari segelintir pemain yang pindah dari sana. Selain dia ada gelandang Valentin Vada yang sampai saat ini masih ada di tim utama klub tersebut.
Setelah bergabung dengan Bordeaux pada usia 20 tahun pada 2010, Sala tidak pernah benar-benar masuk ke tim utama mereka. Namun, dia memiliki masa produktif sebagai pemain pinjaman di klub Ligue 2 Niort.
Setelah sempat dipinjamkan ke klub Ligue 1 Caen, Sala dijual ke Nantes pada 2015. Di klub berjuluk Les Canaries itu, dia menjelma menjadi pemain favorit para suporter.
Namun, Sala mengutarakan keinginannya untuk pergi. Niat itu direspons oleh Presiden klub Waldemar Kita yang ingin mendapatkan dana segar dari penjualan pemain yang kontraknya akan berakhir pada 2020 itu.
Kemudian, setelah teken kontrak dengan Cardiff, Sala kembali ke kamp latihan Nantes di Joneliere untuk mengumpulkan barang-barangnya sekaligus melambaikan tangan kepada mantan rekan setimnya untuk berangkat ke Wales.
Ternyata, itu kebersamaan terakhirnya dengan para sahabatnya di Nantes, karena setelah itu pesawat yang ditumpanginya tak pernah bisa mendarat dengan mulus. Selamat jalan, Emiliano!.
Editor: Abdul Haris