Jawaban Mengejutkan Patrick Kluivert Saat Dibandingkan dengan Shin Tae-yong

SURABAYA, iNews.id – Patrick Kluivert akhirnya buka suara usai terus-menerus dibandingkan dengan mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Sang juru taktik asal Belanda tak menampik bayang-bayang pendahulunya masih membayangi kiprahnya.

Sejak ditunjuk menjadi pelatih kepala pada awal 2025, Kluivert dihadapkan pada tantangan berat. Ia masuk ketika Timnas sedang berada di fase krusial Kualifikasi Piala Dunia. Banyak pihak mempertanyakan keputusannya menggantikan Shin, apalagi dengan catatan kepelatihan Kluivert yang belum terlalu mentereng.

Baca Juga

Hasil Persik Kediri vs Persis Solo di Super League 2025-2026: Macan Putih Menang 2-1

Namun, semua keraguan itu justru dijawab Kluivert dengan ketenangan yang mencengangkan.

“Saya suka tekanan. Kedua, kritik dari seseorang menunjukkan apa yang mereka lakukan, rasanya agak aneh bagi saya,” ujar mantan bintang Barcelona itu dengan percaya diri.

Dibandingkan Terus? Ini Respons Kluivert

Publik sepak bola Indonesia, termasuk para suporter fanatik di media sosial, tak henti-hentinya membandingkan strategi, hasil pertandingan, hingga gestur di lapangan antara Kluivert dan Shin. Tapi alih-alih terpengaruh, Kluivert memilih untuk fokus.

“Saya tidak melihat media sosial. Itu tidak memengaruhi saya. Saya tahu apa yang saya lakukan. Kami sebagai staf tahu apa yang kami lakukan. Para pemain mengerti apa yang kami lakukan. Bagi saya, itu hal terpenting. Itu yang pertama dan terutama,” tegasnya.

Tantangan Berat, Tapi Tak Gentar

Di dua laga uji coba terakhir, performa Timnas Indonesia di bawah asuhan Kluivert masih belum stabil. Setelah kemenangan besar 6-0 atas Taiwan, Timnas Indonesia harus puas bermain imbang saat menjamu Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Hasil yang tentu menjadi sorotan publik, tapi juga dianggap sebagai bagian dari proses pembentukan tim yang lebih solid.

Uji coba ini dimanfaatkan Kluivert untuk meracik formula terbaik. Ia menerapkan berbagai eksperimen taktik dan meramu sinergi antara pemain lama dan pemain baru, serta staf pelatih yang dibawanya dari Belanda.

Meski badai kritik menerpa, Kluivert tetap optimis dan menatap target besar: lolos ke Piala Dunia.

“Saya berjanji bahwa para pemain saya berjuang untuk negara. Itu satu hal yang bisa saya janjikan,” tandas Kluivert penuh keyakinan.

Editor: Reynaldi Hermawan