John Heitinga Bikin Gempar! Tolak PSSI tapi Diam-Diam Masih Buka Peluang Latih Timnas Indonesia

AMSTERDAM, iNews.id - Pelatih asal Belanda, John Heitinga, kembali menjadi perbincangan hangat setelah namanya disebut masuk dalam daftar kandidat pelatih baru Timnas Indonesia. Meski laporan awal menyebut bahwa Heitinga menolak tawaran PSSI, sejumlah indikasi justru menunjukkan bahwa peluangnya menangani Garuda belum tertutup sepenuhnya.

Posisi pelatih kepala Timnas Indonesia tengah kosong setelah Patrick Kluivert resmi diberhentikan usai gagal membawa Skuad Garuda lolos ke Piala Dunia 2026.

Baca Juga

Asisten Bojan Hodak Sebut Kelelahan Jadi Penyebab Persib Bandung Disikat Malut United 0-2

Kondisi ini membuat PSSI bergerak cepat mencari sosok baru dengan melakukan wawancara terhadap beberapa calon, seperti Giovanni van Bronckhorst, John Herdman, hingga John Heitinga.

Rumor ketertarikan PSSI terhadap Heitinga semakin kuat setelah laporan dari media Belanda, Soccernews, menyebut bahwa federasi Indonesia sudah menghubungi mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut.

“Menurut sejumlah sumber, federasi sepak bola Indonesia baru-baru ini menghubungi Heitinga untuk menanyakan apakah ia tertarik menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia,” tulis Soccernews, dikutip Kamis (11/12/2025).

Namun laporan itu juga mengungkap bahwa Heitinga menolak tawaran tersebut untuk saat ini, meski peluang bekerja sama pada masa mendatang tetap terbuka.

“Namun, Heitinga untuk saat ini menolak tawaran tersebut. Meski begitu, bukan tidak mungkin pintu kerja sama akan terbuka di masa mendatang,” terang media tersebut.

Spekulasi mengenai hubungan Heitinga dengan Timnas Indonesia semakin mencuat bukan tanpa alasan. Ia terlihat mengikuti akun Instagram Erick Thohir dan Timnas Indonesia, yang membuat banyak pihak menilai bahwa hubungan kedua belah pihak masih mungkin berlanjut.

Dengan situasi bangku pelatih yang masih kosong dan PSSI terus menyaring kandidat terbaik, peluang John Heitinga menuju Indonesia belum benar-benar berakhir—bahkan bisa menjadi kenyataan di periode berikutnya.

Editor: Reynaldi Hermawan