Juara Syed Modi 2025, Dejan/Bernadine Malah Kritik Permainan Mereka
LUCKNOW, iNews.id – Ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah/Bernadine Anindya Wardana, sukses menjuarai Syed Modi International 2025. Namun, alih-alih larut dalam euphoria, mereka malah mengkritik permainan mereka.
Dejan/Bernadine menutup laga final di BBD U.P Badminton Academy, Minggu (30/11/2025), dengan kemenangan dua gim langsung 21-19 dan 21-16 atas pasangan Thailand, Pakkapon Teeraratsakul/Sapsiree Taerattanachai. Hasil ini membawa mereka naik level dari gelar Super 100 menjadi kampiun Super 300.
Namun setelah laga, Dejan menegaskan, kemenangan ini bukan alasan untuk berpuas diri karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki bersama pasangannya, Bernadine.
“Alhamdulillah di sini bisa juara lagi. Setelah juara Super 100, kali ini bisa naik jadi juara Super 300,” ujarnya, dikutip dari rilis resmi PBSI.
Meski bangga, dia menegaskan kemenangan ini tidak terlepas dari fokus penuh sepanjang turnamen. “Kunci di pekan ini hanya fokus di pertandingan saja, fokus match per match dan alhamdulillah berjalan dengan baik.”
Yang membuat publik terkejut adalah evaluasi keras yang Dejan sampaikan meski baru saja meraih gelar besar. Dia menyebut banyak area permainan yang masih jauh dari sempurna, terutama sektor pertahanan dan pola permainan.
“Walau begitu, evaluasi kami masih banyak, dari segi defense belum cukup rapat, dari segi pola permainan juga masih banyak PR-nya,” ungkapnya.
Selain itu, Dejan juga memberi sorotan positif terhadap perkembangan Bernadine. Menurutnya, partner barunya itu menunjukkan progres luar biasa dalam empat sampai lima bulan terakhir.
“Secara skill individu Bernadine juga mulai improve dan dia mulai tahu harus bermain seperti apa dan fokusnya seperti apa,” ujarnya.
Di lapangan, performa Dejan/Bernadine memang terlihat matang. Mereka memulai gim pertama dengan unggul 6-4 dan memimpin 11-8 di interval, meski sempat tertinggal 13-11 akibat hilang fokus. Ketangguhan mental membuat mereka bangkit dan menutup gim pertama 21-19.
Gim kedua berjalan lebih stabil. Dejan/Bernadine unggul 4-1, memperlebar menjadi 9-4, dan memimpin 11-5 saat interval. Meski Pakkapon/Sapsiree sempat menipiskan skor menjadi 16-13, pasangan Indonesia tetap memegang kendali hingga menang 21-16.
Kemenangan ini semakin memperkuat posisi Dejan/Bernadine sebagai pasangan muda Indonesia yang siap bersaing dengan elite Asia. Namun komentar jujur Dejan menunjukkan bahwa keduanya tidak ingin sekadar menjadi juara satu turnamen, melainkan ingin stabil dan berkelanjutan di level atas.
Bagi sektor ganda campuran Indonesia, sikap kritis seperti ini menjadi sinyal baik bahwa regenerasi tidak hanya berjalan secara teknis, tetapi juga pada mentalitas kompetitif pemain.
Editor: Abdul Haris