Kalah di Final, Ini Cara Pelatih Kroasia Angkat Mental Pasukannya
MOSKOW, iNews.id – Kekalahan selalu menyakitkan. Apalagi jika itu terjadi pada pertandingan sekelas final Piala Dunia. Ya, itulah yang dialami tim nasional Kroasia setelah kandas 2-4 dari Prancis pada laga pamungkas Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/7/2018).
Sayang, gol bunuh diri Mario Mandzukic pada menit ke-18 dan hukuman penalti setelah wasit melihat Video Assistant Referee (VAR) atas handball Ivan Perisic pada menit ke-38 yang sukses dieksekusi Antoine Griezmann membuat mereka kerap tertinggal.
Dua gol dari Perisic (28), dan Mandzukic (69) tak mampu menyelamatkan Kroasia dari kekalahan karena Prancis mampu menambah dua gol lainnya melalui Paul Pogba (59), dan Kylian Mbappe (65).
Seusai laga, Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengumpulkan pasukannya membentuk lingkaran di tengah lapangan. Dia coba mengucapkan kata-kata patriotic untuk mengangkat mental para pemainya yang terpuruk. Dia meminta armadanya tak melihat kekalahan ini sebagai kegagalan.
“Tentu, kami sedih, namun saya mengatakan kepada mereka, ‘angkat kepala kalian. Kalian tidak memiliki alasan untuk merasa tidak puas. Kalian telah memberikan segalanya, dan harus bangga terhadap penampilan kalian di turnamen ini,” pelatih 51 tahun itu memaparkan pada jumpa pers setelah laga, dilansir AFP.
“Terkadang di sepak bola Anda kalah, itulah sepak bola, namun kami bermartabat dalam kemenangan-kemenangan kami dan kami harus bermartabat dalam kekalahan, kami harus menghormati skornya,” tutur Dalic.
Pelatih yang baru ditunjuk pada Oktober 2017 setelah menggantikan Ante Cacic yang dipecat itu menunjukkan sentuhan emasnya secara hebat. Dia membawa Kroasia yang nyaris gagal lolos ke Rusia menjadi finalis Piala Dunia tahun ini. Sebuah kebanggaan untuk negara yang populasi hanya sekitar 4 juta jiwa saja, terkecil yang pernah mencapai final dalam sejarah Piala Dunia.
Terlebih, sebelum kandas dari Prancis di laga pamungkas, tim berjuluk Vatreni itu juga selalu menang di enam laga yang tiga terakhir selalu dilalui dengan perpanjangan waktu.
“Ini pekerjaan yang indah dengan para pemain, Namun, saya tidak pernah mengambil keputusan dalam semalam. Saya bangga terhadap para pemain saya. Saya bangga terhadap tim saya. Saya bangga terhadap negara saya,” ucapnya.
Meski kalah, pasukan tim berjuluk Vatreni itu mendapat standing ovation dari para suporter mereka yang memadati stadion di tengah ibu kota Rusia itu. Para fans memuji tim kesayangannya itu karena mampu tampil menawan sepanjang 90 menit.
Ya, statistik menyebut, Kroasia mampu menguasai permainan dengan penguasaan bola mencapai 61 persen. Mereka juga mampu melepas 15 tendangan berbanding 8 yang dilakukan Prancis.
“Saya mengucapkan selamat kepada Perancis atas gelar mereka. Dan saya juga harus memberi selamat kepada para pemain saya,” kata Dalic.
“Ini mungkin adalah permainan terbaik yang kami mainkan di turnamen ini, kami mengendalikan pertandingan. Tetapi melawan tim sekuat Prancis, Anda tidak boleh melakukan kesalahan. Kami sedikit sedih tetapi kami memiliki untuk menjadi bangga juga untuk apa yang telah kami lakukan,” dia mengungkapkan.
Sang arsitek juga mengucapkan selamat kepada Luka Modric yang meraih Bola Emas setelah terpilih sebagai pemain terbaik turnamen ini, titel yang pernah didapat Lionel Messi, Zinedine Zidane dan Diego Maradona.
“Kami sangat senang bahwa Luka telah memenangkan Bola Emas, dan memang sepantasnya begitu. Dia menjalani turnamen ini dengan hebat,” Dalic mengumbar sanjungannya.
Editor: Abdul Haris