Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Patrick Kluivert Bocorkan Kriteria Pemain yang Diturunkan Lawan Irak
Advertisement . Scroll to see content

Kasus Mees Hilgers, FC Twente Dituding Lakukan Perundungan karena Kontrak

Rabu, 24 September 2025 - 08:35:00 WIB
Kasus Mees Hilgers, FC Twente Dituding Lakukan Perundungan karena Kontrak
Bek FC Twente, Mees Hilgers. (Foto: IG @meeshilgerss)
Advertisement . Scroll to see content

ENSCHEDE, iNews.id – Kasus Mees Hilgers di FC Twente memanas setelah dua asosiasi pemain, VVCS dan ProProf, menuding klub tersebut melakukan perundungan terang-terangan. Bek Timnas Indonesia itu belum sekalipun dimainkan sejak awal musim 2025-2026 hanya karena enggan menandatangani perpanjangan kontrak.

Hilgers, yang kontraknya akan berakhir pada musim depan, sudah melewatkan enam laga The Tukkers di Liga Belanda. FC Twente bersikukuh hanya akan memainkannya jika dia sepakat memperpanjang kontrak minimal satu tahun. Situasi ini dinilai merugikan sang pemain yang sebenarnya masih terikat kerja secara sah.

Pelatih anyar FC Twente, John van den Brom, tidak menampik adanya tekanan internal. Dalam sebuah konferensi pers, dia blak-blakan menyebut keputusan untuk tidak menurunkan Hilgers adalah kesepakatan dengan manajemen klub. Pengakuan tersebut justru memantik kritik keras dari kalangan asosiasi pemain.

Direktur VVCS, Louis Everard, menilai langkah FC Twente sudah masuk kategori perundungan. 

"Sepertinya klub menyalahgunakan posisi dominannya," tegas Everard dikutip dari Twente Insite, Rabu (24/9/2025).

Everard menambahkan, kondisi ini tidak hanya melanggar etika, tetapi juga berpotensi bermasalah secara hukum. 

"Fakta bahwa dia (Mees Hilgers) tidak akan bermain sampai kontraknya diperbarui telah diakui secara terbuka. Ini pada dasarnya perundungan. Ini tidak sesuai dengan praktik ketenagakerjaan yang baik," katanya.

Nada serupa datang dari ProProf. Direktur Ko Andriessen menyebut klub terlalu menekan Hilgers demi kepentingan kontrak. Menurutnya, tidak ada masalah jika seorang pemain tidak dimainkan karena alasan teknis atau taktik. Namun, kasus Hilgers berbeda karena dipicu semata-mata oleh keputusan manajemen.

"FC Twente memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada Hilgers untuk memperpanjang kontraknya. Hal itu sering terjadi di sepak bola, tentu saja. Wajar jika klub bisa lolos begitu saja asalkan mereka menunjukkan bahwa seorang pemain tidak masuk skuad karena alasan olahraga," ujar Andriessen.

Namun, lanjutnya, kesalahan terbesar FC Twente adalah pengakuan terbuka sang pelatih. 

"Dalam kasus ini, John van den Brom keceplosan dalam konferensi pers dengan mengatakan bahwa ia mematuhi keputusan manajemen untuk tidak menurunkannya karena situasi kontrak," tambahnya.

Kontrak Hilgers memang hanya tersisa satu musim lagi. Pemain keturunan Indonesia itu dikabarkan sudah menunjukkan niat hengkang, meski tak ada klub yang serius menampungnya pada bursa transfer musim panas lalu. Situasi ini membuatnya terjebak: masih terikat kontrak di Twente, tapi tidak diberi kesempatan bermain.

Di sisi lain, manajemen FC Twente tak ingin kehilangan aset berharga secara gratis musim depan. Mereka ingin Hilgers menandatangani kontrak baru agar klub tetap mendapat keuntungan finansial jika dia dijual. Drama kontrak inilah yang kini membuat Hilgers berada di posisi sulit, sekaligus menjadi pusat perhatian di sepak bola Belanda.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut