Kisah Hendro Kartiko, Kiper Legendaris Indonesia yang Jadi Pemain Terbaik Lawan Qatar

JAKARTA, iNews.id - Hendro Kartiko adalah salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia pernah menyandang pemain terbaik pertandingan saat melawan Qatar.

Sebagaimana diketahui, Hendro merupakan salah satu legenda Timnas Indonesia yang sudah mencatatkan 60 pertandingan. Membantu di bawah mistar, Hendro sudah pernah mengantar Skuad Garuda mentas di tiga edisi Piala Asia, yakni 1996, 2000, dan 2004.

Baca Juga

Klasemen Sementara Grup C SEA Games 2025 Kelar Myanmar U-22 vs Filipina U-22: Timnas Indonesia U-22 Posisi Kedua!

Hendro memulai perannya sebagai penjaga gawang pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kala itu, dia mengaku diajari oleh guru olahraganya. Namun, Hendro awalnya mengaku tidak terlalu senang dengan posisi di bawah mistar.  

“SMP saya diajari guru saya dasar-dasar untuk menjadi penjaga gawang. Itupun masih belum sepenuhnya saya suka,” kata Hendro dilansir dari kanal Youtube Garuda Nusantara, Senin (21/11/2022).

Baca Juga

6 Pemain Timnas Indonesia yang Pernah Didepak Shin Tae-yong gegara Melanggar Disiplin, Nomor 5 Pergi ke Kelab Malam

Setelah terus menerus dipercaya sebagai penjaga gawang, Hendro akhirnya belajar lebih giat. Mantan kiper Persija Jakarta ini mengatakan belajar secara otodidak untuk menjadi penjaga gawang. Dia juga sering melakukan evaluasi mandiri atas penampilannya.

“Kala itu, belum ada pelatih khusus penjaga gawang. Jadi, kemampuan saya berkembang lewat gim internal atau pertandingan. Setiap selesai main, saya langsung mengoreksi diri sendiri,” ujarnya.

Baca Juga

Shin Tae-yong Pimpin Langsung TC Timnas Indonesia untuk Piala AFF 4 Desember, Ini Lokasinya

Lambat laun, Hendro terus berkembang dan akhirnya berhasil tembus seleksi Persewangi untuk Piala Soeratin U-17. Saat itu, Hendro menceritakan, tim yang dibelanya berhasil menembus tiga besar menghadapi Persebaya Surabaya U-17 dan Persija Jakarta U-17.

Baca Juga

Lagi! Dua Pemain Keturunan Indonesia Ikut TC Timnas Indonesia U-20 di Spanyol, Ini Sosoknya

Namun demikian, Hendro belum bisa berpikir sebagai pemain sepak bola yang profesional. Pasalnya, sang Ibu menyarankan agar Hendro fokus terlebih dahulu pada pendidikan. Beruntung, Hendro mendapatkan beasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jember. Ini tangga awal Hendro sebelum dilirik oleh Ruddy Keltjes.

Semasa kuliah, Hendro mengikuti kegiatan tim sepak bola kampusnya, PS Unmuh Jember. Kegiatan itu yang kemudian membawa Hendro mewakili kampusnya untuk tampil di Pekan Olahraga Mahasiswa (PONMAS) Medan 1993.

Baca Juga

Stadion Patriot Kandidat Kuat Kandang Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Ini Alasannya

Dari sinilah, Ruddy melihat bakat terpendam yang dimiliki oleh Hendro. Seusai POMNAS Medan, Ruddy mengajak Hendro untuk mengikuti seleksi di Mitra Surabaya. Singkat cerita, Hendro yang masih berusia 20 tahun terkejut sekaligus senang karena berhasil lolos.

Hal itu menjadi awal Hendro berkarier sebagai pemain profesional. Setelah berkarier di Mitra Surabaya, Hendro sempat membela berbagai tim papan atas seperti Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, dan Arema FC.

Hendro mengatakan polesan Ruddy membuat kariernya tetap hidup dalam sepak bola. Mantan penjaga gawang yang kini berusia 49 tahun itu mengatakan banyak memetic pelajaran berharga dari Ruddy Keltjes.

"Coach Ruddy memang bukan pelatih khusus kiper. Tapi, beliau mengerti cara mendidik kiper secara benar. Saya banyak belajar dari coach Ruddy," ujar Hendro.

Performa Hendro sebagai kiper meyakinkan sehingga dia menjadi langganan Timnas Indonesia. Penampilannya yang paling mempesona terjadi saat melawan Qatar pada Piala Asia 2004.

Qatar bukanlah lawan yang mudah mengingat mereka tim yang baru menjuarai Piala Teluk. Namun, Indonesia sanggup menang 2-1 pada laga itu.

Kemenangan itu menjadi yang pertama dirasakan Indonesia di Piala Asia. Bonus tambahan, Hendro Kartiko terpilih sebagai man of the match atau pemain terbaik pertandingan tersebut.

Hendro Kartiko pensiun pada 2012. Salah satu prestasi terbaiknya di Timnas Indonesia yakni meraih runner-up Piala AFF 2004.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya