Kisah Peter Schmeichel, Kiper Cerdik yang Dibenci Pemain Lawan

GLADSAXE, iNews.id – Peter Schmeichel sedang merayakan euforia ulang tahun ke-56 pada Rabu (18/11/2020). Menarik untuk diulas sebuah kisah menarik dari penjaga gawang legendaris asal Denmark itu.

Kisah dimulai dari Piala Dunia 1990 yang dianggap pecinta sepak bola sebagai hajatan paling membosankan sepanjang sejarah. Rata-rata hanya 2,2 gol yang tercipta per pertandingan dari fase grup sampai final.

Baca Juga

Jadwal dan Link Live Streaming Bundesliga 2025-2026 Pekan Ke-10 di Vision+: Perebutan Puncak Klasemen Makin Sengit!

Kebanyakan laga berakhir imbang lantaran aturan larangan backpass masih belum tercipta. Pemain seenaknya mengulur-ngulur waktu dengan mengoper bola ke belakang lalu ditangkap kiper.

Nah, pemainan negatif tersebut dibuat populer oleh Schmeichel. Bagaimana tidak, dengan menyisipkan strategi tersebut, dia berhasil membawa Denmark juara Euro 1992 setelah mengalahkan Jerman 2-0 di final.

Baca Juga

Ternyata Paul Scholes Nyaris Gabung Everton sebelum Setia dengan Manchester United

Dua gol kemenangan Tim Dinamit kala itu dicetak John Jensen pada menit ke-18 dan Kim Vilfort (78). Ketika sedang memimpin, pemain Denmark kerap melakukan backpass kepada Schmeichel.

Baca Juga

Solskjaer Akan Dipecat? Ini Jawaban CEO Manchester United

Mantan penjaga gawang itu enggan menangkap bola sampai pemain lawan mendekat. Jelas momen tersebut cukup membuat para penonton terhibur. Tapi bagi para pemain lawan hal tersebut menjadi satu hal yang menjengkelkan.

Gara-gara Euro 1992 itu FIFA akhirnya membuat peraturan larangan backpass kepada kiper. Jika melanggar tim bersangkutan akan dikenai hukuman tendangan bebas tidak langsung alias tendangan bebas di dalam kotak penalti.

Baca Juga

Didier Deschamps Sebut Paul Pogba Tak Bahagia di Manchester United

Meski demikian Schmeichel tak cuma terkenal karena kepandaiannya mengulur waktu melainkan kehebatannya di bawah mistar gawang. Buktinya dia berhasil membawa The Red Devils juara Liga Inggris lima kali, termasuk treble winners 1998/1999.

Editor: Abdul Haris