Konsekuensi Suporter Ricuh di SUGBK, PSSI Siap Terima Hukuman FIFA

JAKARTA, iNews.id – Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria mengatakan pihaknya siap menerima sanksi dari FIFA terkait kericuhan oknum suporter saat Tim Nasional Indonesia menjamu Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9/2019) malam. Hal ini tampak sulit dihindari sebab laga Indonesia versus Malaysia merupakan agenda resmi FIFA.

Tensi panas sudah terasa sebelum pertandingan dimulai. Suporter Malaysia yang hendak memasuki arena stadion dilempari batu oleh oknum pendukung tuan rumah. Kemudian saat tim tamu menyanyikan lagu kebangsaan jelang pertandingan, beberapa orang terdengar menyorakinya.

Baca Juga

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia U-17 vs Timnas Honduras U-17 di Piala Dunia U-17 2025 Malam: Laga Hidup Mati!

Sepanjang laga, oknum suporter Indonesia juga meneriakkan nyanyian rasis. Puncaknya di menit ke-80, wasit harus menghentikan pertandingan lantaran ada sejumlah orang yang coba menyerang tribun suporter Malaysia. Bahkan ada flare yang sengaja dilayangkan ke tribun tersebut.

Belum berhenti sampai di situ, keributan terus terjadi hingga ke luar lapangan tepatnya di depan pintu masuk VIP. Alhasil petugas yang berjaga terpaksa menembakkan gas air mata.

Sejumlah peristiwa tersebut tentu mencoreng wajah Indonesia sebagai tuan rumah. Menanggapi itu, Ratu Tisha hanya bisa pasrah sambil menunggu terbitnya sanksi dari FIFA.

“Kami sebagai pengurus tentu sangat menyesalkan hal ini. Padahal ini pertama kalinya Indonesia mengikuti kualifikasi Piala Dunia setelah dibekukan pada 2016 silam,” ucapnya.

“Soal sanksi dari FIFA, kita harus fair play dan menerima. Kalau kita salah ya harus diterima,” tambahnya.

Buntut dari insiden tersebut, Timnas Indonesia terancam mendapat sanksi denda bahkan bertanding tanpa penonton saat menjamu Thailand di SUGBK, Selasa (10/9/2019) mendatang. Selain itu, kericuhan ini bisa mempengaruhi FIFA untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah di Piala Dunia U-20 2021.

Editor: Bagusthira Evan Pratama