Lautaro Martinez Bongkar Perbedaan Mencolok Cristian Chivu dan Simone Inzaghi
MILAN, iNews.id – Striker Inter Milan, Lautaro Martinez, menegaskan betapa pentingnya sosok Cristian Chivu sebagai pelatih di klub. Sambil bercanda, ia mengatakan mendapat lebih banyak pelukan darinya daripada dari istri sendiri.
Pernyataan ini muncul setelah media mencoba memancing isu ketegangan di belakang layar, terkait keputusan mengganti Lautaro lebih awal dalam kekalahan Inter dari AC Milan dan Atletico Madrid pekan lalu.
Namun, sang striker langsung menjawab kritik dengan mencetak dua gol dalam kemenangan tandang yang krusial atas Pisa, sekaligus menegaskan hubungan baiknya dengan pelatih baru Inter.
“Senang sekali, kami mengobrol setiap hari, dia selalu memeluk kami, bahkan mungkin terlalu sering,” ujar Lautaro Martinez saat menghadiri upacara penghargaan Gran Gala del Calcio, dilansir dari Sky Sport Italia.
“Saya lebih sering dipeluk olehnya daripada istri saya, tapi begitulah caranya. Rasanya menyenangkan, karena dia memahami bagaimana rasanya menjadi pemain di ruang ganti. Kami membutuhkan pelatih seperti dia, karena dia memberi kami kebebasan, kepercayaan diri, dan mengingatkan kami untuk mengerahkan seluruh kualitas di lapangan. Saya senang dengan awal petualangannya di Inter.”
Martinez menekankan bahwa tim lebih penting daripada ego, dan hubungan dengan Chivu tetap profesional serta positif.
Membandingkan Chivu dengan pelatih sebelumnya, Simone Inzaghi, yang pernah membawa Inter menjuarai Scudetto dan mencapai dua final Liga Champions, Martinez menilai keduanya memiliki filosofi serupa: bermain sepak bola atraktif dan menekan tinggi.
“Bersama Cristian, kami menekan lebih tinggi dan mencoba merebut bola secepat mungkin. Ini kami latih setiap hari dan telah memberi banyak manfaat bagi tim sejauh musim ini,” jelas Martinez.
Meski Inter mengalami empat kekalahan antara Serie A dan Liga Champions, Lautaro menekankan pentingnya adaptasi dan komunikasi.
“Kami berdiskusi tentang segala hal dan mencoba mengerjakan detailnya. Performa biasanya bagus, hanya saja dalam beberapa pertandingan kami harus mengubah pola pikir dan menyesuaikan diri dengan keadaan,” tutupnya.
Editor: Reynaldi Hermawan