Lionel Messi Pakai Jubah Bisht saat Angkat Trofi Piala Dunia 2022, Ini Maknanya

DOHA, iNews.id – Kapten Tim Nasional (Timnas) Argentina, Lionel Messi diberikan sebuah jubah Bisht sebelum mengangkat trofi Piala Dunia 2022. Dosen Studi Islam Universitas Exeter, Dr Mustafa Baig memberikan penjelasan makna jubah yang dipakaikan ke kapten Argentina tersebut.

Sebagaimana diketahui, Timnas Argentina berhasil mengalahkan Prancis lewat adu penalti 3-3 (4-2) di final Piala Dunia 2022. Duel itu digelar di Stadion Lusail, Doha, Qatar pada Minggu (18/12/2022) malam WIB.

Baca Juga

Statistik Gila Sandy Walsh saat Bantu Buriram United Menang 2-0 atas Ratchaburi FC: Beri Assist Indah!

Kemenangan itu membuat La Albiceleste -julukan Timnas Argentina- meraih trofi Jules Rimet ketiga dalam turnamen itu. Selepas pertandingan, Messi selaku kapten diberikan sebuah tanda kehormatan oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Jubah tersebut bernama Bisht, yang berwarna hitam dengan garis emas dengan sedikit transparan. Dr Mustafa menjelaskan, La Pulga -julukan Lionel Messi- merupakan salah satu dari sedikit orang yang bisa mendapatkan tanda kehormatan itu.

Baca Juga

Ada Final Piala Dunia 2022, Jokowi: Saya Nontonnya Persib Lawan Persis

“Jadi hanya beberapa orang terpilih yang benar-benar memakai Bisht,” jelas Dr Mustafa dilansir dari The Independent, Senin (19/12/2022).

Baca Juga

Sport Jantung Tonton Final Piala Dunia 2022, Sri Mulyani Senang Lihat Lionel Messi Bawa Argentina Juara 

Bisht, menurut Dr Mustafa, merupakan pakaian yang sering dikenakan untuk sebuah acara besar oleh orang tertentu. Jubah ini diberikan sebagai tanda penghormatan dari Qatar terkhusus untuk Lionel Messi.

“Mereka pada dasarnya menghormatinya dengan meletakkannya di atas bahunya (Messi). Ini seperti tanda kehormatan, dan semacam sambutan budaya dan penerimaan budaya,” sambungnya.

Baca Juga

Lionel Messi Diberi Jubah Bisht saat Terima Trofi Piala Dunia 2022, Legenda Inggris Kecewa

“Dan ini adalah acara puncak. Maksud saya, mungkin tidak ada kesempatan yang lebih besar, jadi mereka menjadikannya sebagai tanda kehormatan,” tukasnya.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya