Liverpool Bukan Juara Bertahan Terburuk, Lebih Baik dari Chelsea Era Mourinho
LIVERPOOL, iNews.id – Juli 2020, Liverpool sukses memutus kutukan 30 tahun tak pernah juara Liga Inggris. Namun, delapan bulan berselang The Reds malah kolaps, bahkan disebut-sebut sebagai juara bertahan terburuk sepanjang sejarah.
Memasuki musim 2020/2021, berbagai masalah cedera memang mengganjal kampanye Liverpool. Namun, sepertinya Pelatih Jurgen Klopp bisa mengatasinya.
Salah satu buktinya, klub Merseyside itu mampu pesta 7-0 atas Crystal Palace di Selhurst Park, 19 Desember silam. Padahal, biasanya sang lawan kerap merepotkan mereka. Seremoni itu membuat The Reds memimpin klasemen dengan keunggulan empat angka dari urutan kedua.
Namun, memasuki Tahun Baru 2021, magis Liverpool seolah lenyap. Mereka jadi tim pesakitan dalam dua bulan terakhir. Enam kekalahan terjadi dalam sembilan laga terakhir di liga.
Kekalahan 0-2 pada derbi kontra Everton, Minggu (21/2/2021) dini hari WIB, membuat mereka mengalami empat kekalahan beruntun pertama di era Pelatih Jurgen Klopp.
Banyak pihak pun langsung menyebut Liverpool sebagai juara bertahan terburuk yang pernah ada. Benarkah?
Ternyata, data menyebut Liverpool bukanlah juara bertahan terburuk dalam sejarah Liga Inggris di era Premier League.
Pada musim 2016/2017, hingga pekan ke-25, Leicester City mengalami nasib lebih buruk dari The Reds setelah mengejutkan dunia menjadi juara meski tak diunggulkan sama sekali. Merekalah juara bertahan terburuk yang pernah ada.
Tahun itu, The Foxes hanya memenangkan lima dari 25 pertandingan liga. Dalam periode itu, Jamie Vardy dkk mengalami 14 kekalahan sebelum akhirnya finis di urutan ke-12 pada akhir musim.

Di urutan kedua ada Chelsea pada 2015/2016 yang membuat Jose Mourinho dipecat klub London Barat itu untuk kedua kalinya.
Tahun itu, The Blues hanya memenangkan tujuh dari 25 pertandingan pertama mereka, kalah sembilan kali dalam perjalanan mereka ke posisi kesepuluh musim itu.
Liverpool pada 2020/2021 berada di urutan ketiga terburuk dengan sebelas kemenangan dan tujuh kekalahan.
Meski bukan juara bertahan terburuk, Liverpool tetap pantas prihatin. Sebab, tim ini masih ada di bawah skuat Manchester United era David Moyes pada 2013/2014.
Moyes yang saat itu ditunjuk menggantikan Sir Alex Ferguson akhirnya dipecat pada musim debutnya. Kemudian, The Red Devils hanya memenangkan 12 dari 25 pertandingan awal mereka, satu lebih banyak ketimbang Liverpool musim ini.
Meski begitu, Klopp punya alibi untuk menjawab kritik di masa sulit ini. Pasalnya, di awal musim dia sudah kehilangan Virgil van Dijk dan Joe Gomez karena, kemudian menyusul Joel Matip juga masuk daftar medis.
Berikutnya, Jordan Henderson dan Fabinho yang sempat disulap jadi bek juga masuk ruang perawatan. Itu baru di lini pertahanan.
Di lini tengah dan serang, Klopp juga dipusingkan kondisi Diogo Jota, Naby Keita dan James Milner.
Alhasil, musim ini Klopp harus menurunkan 18 duet berbeda di posisi bek tengah. Kurangnya konsistensi inilah yang membuat akhirnya keperkasaan The Reds pelan-pelan terkikis.
Editor: Abdul Haris