Materazzi Kesal Dibenci Orang Italia karena Insiden Final Piala Dunia 2006

MILAN, iNews.id – Mantan bek Timnas Italia Marco Materazzi kesal kepada sejumlah orang Italia yang lebih mendukung Zinedine Zidane atas insiden tandukan pada final Piala Dunia 2006. Materazzi menilai, orang-orang Italia yang mendukung Zidane disebutnya bukanlah masyarakat Negeri Pizza.

Kala itu, pertandingan tengah berlanjut ke babak perpanjangan waktu setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga waktu normal usai. Gol Prancis diciptakan Zidane dari titik putih pada menit ke-7 dan bisa dibalas berkat tandukan Materazzi 12 menit kemudian.

Baca Juga

PR Persija Jakarta Setelah Pepet Persib Bandung dan Borneo FC di Klasemen Sementara Super League 2025-2026

Insiden berawal ketika Materazzi menjaga ketat Zidane dan kerap menarik kostum pria yang akrab disapa Zizou itu. Kesal dengan perbuatan Materazzi, Zidane mengisyaratkan lawannya untuk menunggu hingga akhir laga, jika ingin bertukar jersey.

Materazzi dengan santai membalas ujaran tersebut dengan kalimat hinaan terhadap saudari Zidane. Tanpa basa-basi, Zidane langsung menanduk Materazzi hingga tersungkur di lapangan.

Baca Juga

5 Kiper Liga Inggris dengan 100 Clean Sheet Tercepat, 2 dari MU

Rupanya kalimat Materazzi itu tidak ditanggapi dengan baik oleh publik Italia sendiri. Dia pun memilih untuk menganggap pihak yang mengkritiknya sebagai bukan orang Italia.

“Zidane dilindungi orang Prancis. Namun, saya justru dihancurkan orang-orang sebangsa saya sendiri yang saya nilai bukan orang Italia asli. Saya patriotik, saya selalu berjuang untuk Italia. Kritik mereka merupakan yang paling menyakitkan,” kata Materazzi dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga

Termasuk David Beckham, Ini 5 Debut Paling Mengesankan dalam Sejarah La Liga

Materazzi merupakan pahlawan Italia dalam laga final tersebut. Selain mencetak gol dan membuat Zidane keluar pertandingan, dia juga menjadi salah satu eksekutor yang berhasil di adu tendangan penalti. Alhasil, Italia menang 5-3 atas Prancis via adu penalti, sekaligus menyegel gelar Piala Dunia keempat sepanjang sejarah.

Editor: Abdul Haris