Mengenal Cedera ACL yang Bikin Irfan Jauhari Absen 9 Bulan
SOLO, iNews.id - Cedera anterior cruciate ligament (ACL) menjadi momok bagi sejumlah atlet di dunia. Terbaru, penggawa Timnas Indonesia U-23, Irfan Jauhari, menyusul berbagai pemain dunia yang mengalami cedera ACL.
Irfan hanya mampu tampil selama 48 menit saat Timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Malaysia U-23 di laga perdana Piala AFF U-23 2023. Pemain yang pernah dipinjamkan ke Persija Jakarta itu mengalami cedera sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Berdasarkan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), pemain berusia 22 tahun itu terancam mengakhiri musim lebih cepat. Irfan dipastikan mengalami cedera ACL dan robek meniskus.
Akibat cedera tersebut, Irfan harus absen selama enam hingga sembilan bulan ke depan. Cedera yang dialami Irfan itu serupa dengan pemain Real Madrid, Thibaut Courtois dan Eder Militao, yang juga harus absen hingga akhir musim.
Bagi atlet, cedera ACL bisa menjadi penghalang untuk meraih prestasi. Karena pemain yang mengalaminya kerap harus beristirahat dalam jangka waktu lama untuk perawatan dan pemulihan.
Cedera ACL adalah robekan atau kerusakan pada ligamen lutut anterior. Ligamen ini merupakan penghubung tulang paha bagian bawah dengan tulang kering guna menjaga kestabilan gerak lutut.
Jika mengalami cedera ACL, besar kemungkinan pemain membutuhkan operasi agar lutut dapat kembali berfungsi sepenuhnya. Cedera ACL dapat kambuh atau terasa dalam jangka waktu lama sehingga penting untuk menjalani perawatan yang tepat.
Pemulihan cedera ACL bergantung pada hasil pemeriksaan dan kebutuhan pemain. Terdapat beberapa metode pemulihan, yakni non-operasi dan operasi. Atlet muda, misalnya, mungkin lebih membutuhkan operasi agar dapat kembali berkompetisi.
Cedera ACL membutuhkan waktu sampai berbulan-bulan bahkan satu tahun untuk sembuh dan bisa beraktivitas normal seperti semula. Setelah itu, masa penyembuhan setelah operasi ACL berlangsung enam sampai 12 pekan.
Dalam proses penyembuhan setelah operasi, pemain juga tak bisa bergerak dengan bebas. Mereka harus memakai alat bantu untuk jalan seperti tongkat dalam berjalan.
Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan