Pekerman Merasa Pemain Inggris Palsukan Pelanggaran
MOSKOW, iNews.id - Kolombia tersingkir dari Piala Dunia 2018, setelah kalah adu penalti dari Inggris dengan skor 3-4 di Otkrytiye Stadium, Rabu (4/7/2018) dini hari WIB. Menurut Pelatih Kolombia Jose Pekerman pemain Inggris sering pura-pura dilanggar pada laga itu.
Pertandingan tersebut memang berlangsung ketat dan keras. Buktinya 36 pelanggaran dan 8 kartu kuning dikeluarkan wasit. Kolombia menjadi penerima kartu terbanyak, dengan 6 buah.
Salah satunya kemudian berbuah hadiah penalti yang sukses dieksekusi Harry Kane pada menit ke-57. Pekerman menjelaskan bahwa gaya bermain Kolombia tidak seperti itu, dan pemain Inggris sering pura-pura terjatuh ketika adu fisik.
“Para pemain memalsukan pelanggaran, mereka kerap berusaha membuat wasit memberikan kartu untuk lawan. Ada begitu banyak kebingungan pada tipe permainan ini. Semua kejadian tersebut, menjelaskan situasi pertandingan,” ujar pria Argentina itu kepada ESPN.
Pekerman pun mengeluhkan gangguan yang terjadi karena pelanggaran. Menurutnya hal tersebut membuat timnya yang tengah mengalirkan permainan menjadi tersendat karena laga dihentikan untuk sementara.
“Gangguan tersebut sangat buruk. Ketika terjadi begitu banyak pelanggaran dan gangguan tidaklah bagus. Kami harus menemukan keseimbangan sehingga kedua tim bisa bermain dengan tujuan yang sama. Kita seharusnya tak hanya melihat pemain Kolombia tetapi juga Inggris,” tuturnya.
“Saya pikir pada pertandingan berikutnya, Inggris akan lebih berhati-hati. Hari ini kami yang menerima hasil terburuk. Hal itu sangat jelas,” ujarnya. Kekalahan ini membuat masa depan mantan pembesut tim nasional Argentina itu penuh tanda tanya, tetapi Pekerman mengaku belum bisa membicarakannya.
“Kami selalu tahu apa yang bisa dilakukan dan tampil bagus di turnamen. Saya tak pernah membicarakan masa depan, setidaknya bukan hari ini. Kami memberikan yang terbaik di pertandingan dan melakukannya dengan luar biasa, penuh kerja keras. Kami hanya akan membicarakan pertandingan, bukan hal lain,” tuturnya.
Editor: Haryo Jati Waseso