Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Resmi! Jadwal Timnas Indonesia U-22 di FIFA Matchday November 2025
Advertisement . Scroll to see content

Penyebab Timnas Indonesia U-23 Mandul, Jens Raven dan Hokky Caraka Disorot

Kamis, 04 September 2025 - 13:12:00 WIB
Penyebab Timnas Indonesia U-23 Mandul, Jens Raven dan Hokky Caraka Disorot
Striker Timnas Indonesia U-23, Jens Raven. (Foto: iNews/Aldhi Chandra)
Advertisement . Scroll to see content

SIDOARJO, iNews.id – Penyebab Timnas Indonesia U-23 mandul di depan gawang akhirnya diungkap oleh Pelatih Gerald Vanenburg. Usai ditahan imbang tanpa gol oleh Laos pada laga pembuka Kualifikasi Piala Asia U-23 2025, Vanenburg menilai masalah terbesar Garuda Muda ada pada penyelesaian akhir dan mentalitas pemain.

Mandulnya lini depan bukan hanya kali ini terjadi. Sejak Piala AFF U-23 Juli lalu, Garuda Muda sudah kesulitan mencetak gol dari open play. Setelah pesta gol 8-0 atas Brunei Darussalam, produktivitas Indonesia menurun drastis. Satu gol ke gawang Filipina hanya lahir dari bunuh diri pemain lawan, sementara melawan Malaysia skor berakhir 0-0.

Di semifinal turnamen tersebut, gol ke gawang Thailand juga bukan hasil skema permainan rapi, melainkan memanfaatkan kemelut yang diselesaikan Jens Raven. Bahkan di final, meski mendominasi Vietnam, Indonesia tetap gagal menjebol gawang lawan. Situasi serupa kembali terjadi saat bertemu Laos di Sidoarjo.

Vanenburg mengakui timnya hanya memiliki dua penyerang murni dengan tipikal goal getter, yakni Hokky Caraka dan Jens Raven. Namun, keduanya belum mampu menunjukkan konsistensi dalam laga-laga penting.

“Kalau lihat Jens Raven dia mencetak lima gol lawan Brunei, setelah itu dia tidak mencetak gol, hanya satu atau dua gol. Kami bermain di pertandingan ini tidak mudah mencetak gol, tetapi saya pikir kami harus melihat ke diri kami sendiri,” ujar Vanenburg.

Menurutnya, masalah utama bukan semata teknik, melainkan mentalitas pemain ketika menghadapi tekanan. Dia menegaskan bahwa para pemain harus bisa mengatasi tekanan karena dalam sepak bola, situasi itu akan selalu ada.

“Saya pikir jika kami memberi tekanan terkadang di sini para pemain tidak melihat ke diri mereka sendiri. Tetapi kami tidak bisa bermain tanpa tekanan, karena tekanan selalu ada,” jelas pelatih asal Belanda tersebut.

Vanenburg bahkan mengaku enggan melakukan eksperimen seperti menempatkan pemain belakang Muhammad Ferrari di lini depan, seperti yang pernah dicoba saat melawan Thailand. Alasannya, kondisi psikologis tim membuat strategi itu sulit diterapkan kembali.

Hasil imbang melawan Laos membuat Indonesia hanya mengoleksi satu poin dan tertahan di posisi kedua Grup J, sementara Korea Selatan memimpin klasemen usai menghajar Makau 5-0. Situasi ini memaksa Garuda Muda wajib menang besar atas Makau pada Sabtu (6/9/2025), sebelum menghadapi laga penentuan melawan Korea Selatan pada Rabu (9/9/2025).

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut