Petenis Cantik Ini Tak Kuat Lihat Penderitaan Warga Ukraina usai Serangan Rusia: Saya Hancur!
MINSK, iNews.id- Mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka sedih melihat penderitaan warga Ukraina setelah invasi Rusia. Petenis asal Belarusia ini berharap perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Rusia telah melakukan invasi ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022). Invasi tersebut pun masih menjadi salah satu momok menakutkan yang harus dihadapi warga Ukraina saat ini.
Invasi yang dilakukan Rusia telah menewaskan lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina. Serta telah menghancurkan ratusan bangunan rumah, sekolah, fasilitas transportasi dan rumah sakit.
Azarenka mengaku perasaannya hancur dengan kondisi yang terjadi di Ukraina. Dia mengatakan banyak orang telah terpengaruh untuk melakukan tindakan kekerasan selama invasi berlangsung,
"Saya hancur oleh tindakan yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir terhadap dan di Ukraina," kata Azarenka dilansir dari The Staits Time, Kamis (3/3/2022).
"Sungguh memilukan melihat berapa banyak orang yang tidak bersalah telah terpengaruh dan terus terpengaruh oleh kekerasan seperti itu," sambungnya.
Petenis berusia 32 tahun itu mengatakan sejak kecil Ukraina dan Belarusia telah menjalani kehidupan yang damai antar kedua negara. Namun dengan Belarus mendukung invasi Rusia kepada Ukraina, Azarenka mengaku sangat sulit dengan yang terjadi.
"Sejak masa kanak-kanak saya selalu melihat orang Ukraina dan Belarusia, serta kedua negara, ramah dan mendukung satu sama lain," ucapnya.
"Sulit untuk menyaksikan perpisahan dengan kekerasan yang saat ini terjadi alih-alih mendukung dan menemukan belas kasih satu sama lain," tambahnya.
Di sisi lain, Azarenka mengatakan invasi yang dilakukan Rusia membuat hatinya sakit. Ia pun berharap perdamain cepat terjadi dan peperangan berakhir.
"Hati saya bersama semua orang secara langsung dan tidak langsung terkena dampak perang ini yang menyebabkan rasa sakit dan penderitaan bagi banyak orang," tuturnya.
"Saya berharap dan berharap untuk perdamaian dan mengakhiri perang," katanya.
Editor: Ibnu Hariyanto