Profil Roger Milla, Bintang Afrika di Piala Dunia yang Warnai Sepak Bola Indonesia
JAKARTA, iNews.id – Profil Roger Milla menarik untuk diulas. Dia adalah bintang Timnas Kamerun di Piala Dunia yang sempat mewarnai sepak bola Indonesia.
Albert Roger Mooh Miller atau yang dikenal dengan nama Roger Milla lahir di Yaounde, Kamerun, pada 20 Mei 1952. Dia memulai karier sepak bolanya pada 1970.
Saat itu, dia bermain dengan tim kampung halamannya, Leopard Douala. Berposisi sebagai striker, Roger Milla dapat mengantarkan tim kampung halamannya menjadi juara liga.
Lima tahun memperkuat panji Leopard Douala, Roger Milla akhirnya pindah ke Tonnerre Yaound. Di klub ini, namanya melambung dan menjadi pemain terbaik Afrika pada 1976 di usianya yang menginjak 24 tahun.
Karena kehebatannya dan juga gelar yang dia kantongi, Roger Milla dengan mudahnya bergabung dengan klub Prancis, Valenciennes pada 1979. Tak bertahan lama, Roger Milla hanya semusim di Valenciennes.
Piala pertama Roger Milla didapat ketika ia memperkuat AS Monaco. Di saat yang sama pula, namanya kian melesat. AS Monaco dibawanya menjadi Kampiun Piala Prancis 1980. Akibat prestasi dan kehebatannya, banyak klub melirik Roger Milla.
Klub Bastia membeli Roger Milla karena dinilai memiliki performa yang baik pada saat sang pemain memperkuat Monaco. Di Bastia, Roger Milla kembali berhasil menjuarai Piala Prancis 1981.
Tak hanya sampai sana, Roger Milla pindah ke salah satu klub elite Prancis pada masanya, Saint Etienne. Di usianya yang kian menua, dia memperkuat tim Saint Etienne selama dua tahun dan pindah ke Montpellier. Di Montpellier, dia bermain di Piala UEFA yang pada saat itu usianya telah mencapai 36 tahun.
Jika berbicara tentang kariernya di Piala Dunia, Roger Milla telah ikut bertanding di Piala Dunia selama tiga edisi yaitu 1982, 1990 dam 1994. Dia menjadi pemain tertua yang tampil di Piala Dunia dengan usianya yang menginjak 42 tahun pada edisi 1994.
Hebatnya dia memegang rekor sebagai pencetak gol tertua di Piala Dunia. Enam bulan setelah Piala Dunia 1994, Roger Milla mentas di Kompetisi Liga Indonesia.
Dia melanjutkan karier sepak bolanya di klub Indonesia. Awalnya, Roger Milla bergabung dengan Pelita Jaya. Masa debutnya di Pelita Jaya pada 1995 langsung memberikan kesan baik. Roger Milla berhasil membawa timnya menang telak atas Persiku Kudus dengan skor 5-0.
Ketika bermain di Pelita Jaya, dia berhasil mencetak 16 gol. Namun, kontraknya dengan Pelita Jaya habis. Setelah itu, ia direkrut oleh Putra Samarinda. Tak jauh berbeda dengan di Pelita Jaya, Roger Milla juga mengantarkan Putra Samarinda hingga babak 12 besar Liga Indonesia edisi kedua.
Lalu, di usianya yang sudah 47 tahun, Roger Milla memutuskan untuk pensiun. Putra Samarinda menjadi klub sepak bola terakhir yang dia perkuat.
Kehidupan Setelah Pensiun
Setelah hengkang dari dunia sepak bola, Roger Milla menyibukkan dirinya dengan mengabdikan diri untuk lingkungan. Pemain legendaris ini membangun sebuah yayasan bernama Heart of Africa pada 2015. Bersama yayasan ini, dia membuat program daur ulang plastik menjadi paving block.
Tak hanya itu, bahkan Roger Milla juga membuat sebuah yayasan bernama NOMA Found pada 2019. Yayasan ini dia bangun untuk membantu penyakit noma yang menyerang anak-anak di Afrika.
Pasalnya, penyakit noma adalah penyakit yang merusak jaringan mulut sehingga membuat gizi buruk dan kesehatan mulut yang tidak terjaga. Yayasan NOMA Found rupanya menggandeng beberapa pesepak bola Kamerun, Patrick Mboma dan Samuel Eto’o.
Inilah profil dan kisah Roger Milla, pesepak bola Kamerun yang namanya mendunia. Ternyata selain mahir di lapangan, Roger Milla memiliki jiwa sosial yang tinggi. Respek buat Roger Milla.
Editor: Reynaldi Hermawan